Meningkatnya kegiatan konstruksi pada tahun ini telah berimbas baik terhadap kinerja PT PP Presisi Tbk. (PPRE) hingga berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih pada semester I/2022.
Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PP Presisi M. Arif Iswahyudi mengatakan laba bersih PPRE hingga 30 Juni 2022 meningkat 33 persen menjadi Rp89,9miliar dari sebesar Rp67,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Arif mengatakan catatan tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan sebesar 41,8 persen dari Rp1,2triliun pada semester I/2021 menjadi Rp1,7 triliun.
Pendapatan dari sektor konstruksi dan jasa pertambangan memegang peranan terbesar di dalam peningkatan pendapatan tersebut berasal dari sektor utama yaitu sektor konstruksi sebesar 65 persen dan jasa pertambangan sebesar 26 persen, sisanya sebesar 9 persen kontribusi dari lini bisnis supporting seperti structure work, production plant dan rental equipment.
“Pendapatan civil work dan mining services meningkat 53 persen year on year dari Rp983 miliar menjadi Rp1,5 triliun, yang berasal dari proyek-proyek infrastruktur dan jasa pertambangan yaitu Proyek Weda Bay Nickel, Proyek Morowali, Proyek MHU dan Jalan Hauling HPJ, serta proyek infrastruktur seperti Proyek Tol Cinere Kukusan, Indrapura Kisaran, Proyek Revitalisasi Bandara Halim, Proyek BI Karawang, dan Proyek Bandara Sentani,” kata Arif dalam keterangan resminya, Senin (1/8/2022).
Arif memaparkan segmen usaha jasa pertambangan berkontribusi sebesar Rp449 miliar atau sebesar 26 persen dari total pendapatan di semester I/2022. Di samping itu PPRE membukukan laba joint venture atas proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri, LMA sebagai kontraktor utama sekaligus menjadi lead of consortium sebesar Rp19,1 miliar.
Dia menambahkan perolehan kontrak baru yang didapat selama semester pertama tahun ini sebesar Rp2,7 triliun atau telah mencapai 47 persen dari target 2022 sebesar Rp5,9 triliun.
Sementara itu, dari posisi keuangan turut mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan total aset sebesar 11,2 persen dari sebesar Rp7,02 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp7,81 triliun pada pertengahan 2022.
Peningkatan total ekuitas PPRE 2,4 persen dari sebesar Rp2,97 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp3,05 triliun per 30 Juni 2022 seiring dengan peningkatan laba bersih.
Untuk rasio likuiditas mengalami peningkatan seperti current ratio meningkat dari 1,18 menjadi 1,27, acid test ratio juga mengalami peningkatan dari 1,15 menjadi 1,23, sedangkan pada rasio profitabilitas yaitu ratio ROA naik 10,1 persen dari 2,09 persen pada semester I/2021 menjadi 2,3 persen pada semester I/2022 dan ROE juga meningkat 19,6 persen dari 4,93 persen per semester I/2021 menjadi 5,89 persen pada semester I/2022.
“Dengan kinerja keuangan semester pertama 2022, dan kenaikan laba bersih serta arus kas dari operasi yang positif, kami berkeyakinan bahwa PPRE akan bertumbuh secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn