Industri pembiayaan pada sektor infrastruktur diyakini tetap prospektif meski ekonomi mengalami pukulan yang sangat berat akibat pandemi Covid-19.
Presiden Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Reynaldi Hermansjah mengatakan infrastruktur merupakan salah satu sektor yang memiliki dampak jangka panjang, sehingga tidak akan terganggu meski terjadi krisis karena pandemi ini.
“[Peluang] infrastruktur masih sangat besar, kemudian infrastruktur itu jangka panjang. This is a marathon game, terlepas ada pandemi yang kita belum tahu kapan selesainya,” katanya
Reynaldi menyampaikan, pandemi Covid-19 memang memukul banyak sektor ekonomi, tidak terkecuali sektor infrastruktur. Namun, penurunan kinerja di sektor infrastruktur menurutnya bukan karena bisnis itu sendiri, melainkan situasi pandemi yang memaksa mobilitas orang-orang terhenti.
Namun demikian, kata Reynaldi, pada kuartal ketiga tahun ini, mulai terlihat ada perbaikan ekonomi. “Kita berharap pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, traffic di jalan tol sudah mulai ada pergerakan, tahap awal kita lihat sudah ada,” jelasnya.
Adapun tahun ini, perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan ke sektor infrastruktur dapat mencapai Rp12 triliun.
Kata Reynaldi, dari total outstanding tersebut, sektor jalan tol, telekomunikasi, dan energi terbarukan menjadi fokus utama perseroan.
Di samping ketiga sektor ini, IFF juga berencana memperluas sektor yang dibiayai, terutama pada sektor infrastruktur yang bersifat sosial, misalnya rumah sakit dan pembangunan di sektor pendidikan.
Sebagai informasi, IIF didirikan pada 2010 atas prakarsa dan inisiatif Kementerian Keuangan bersama Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan lembaga multilateral lainnya.
Pemegang saham IIF terdiri atas PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (30 persen), ADB (19,99 persen), International Finance Corporation (19,99 persen), KfW (15,12 persen), dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. (14,90 persen).
Sumber Bisnis, edit koranbumn