PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC (Kode Saham: IPCC.JK), sebagai satu-satunya operator dedicated terminal kendaraan di Indonesia, turut bangga menjadi bagian dari peningkatan ekonomi Indonesia melalui core bisnis perusahaan yaitu jasa pelayanan terminal kendaraan.
Hari ini, Rabu 5 September 2018 perusahaan otomotif terbesar di Indonesia PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merayakan pencapaian ekspor kendaraan utuh/CBU sebanyak 1,4 juta unit yang telah dimulai sejak tahun 1987 sampai saat ini. Perayaan ini dihadiri Presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Perindustrian Bapak Erlangga Hartarto, Menteri Perekonomian Bapak Darmin Nasution, Menteri Perhubungan Bapak Budi Karya Sumadi dan Sekretaris Kabinet Bapak Pramono Anung. Dalam pernyataan pers nya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ada 2 (dua) aspek terpenting untuk membangun pondasi ekonomi dan pembangunan masa depan Indonesia, yaitu : investasi dan ekspor, dan PT TMMIN telah merealisasikan hal tersebut yang didukung dengan penanganan ekspor yang profesional oleh PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. Dari sisi investasi 2 tahun terakhir TMMIN telah mengeluarkan 22 T, untuk peningkatan kapasitas produksi, dari sisi ekspor per tahun sudah melebihi 200 ribu.
Bagi IPCC, pencapaian TMMIN tersebut menunjukan progress yang sangat bagus dalam mengukur pengembangan dan peningkatan daya saing industri otomotif tanah air sebagai salah satu industri pionir roadmap Making Indonesia 4.0.
IPCC menyadari bahwa terminal kendaraan sebagai salah satu pilar utama dalam daya saing ekspor industri otomotif harus tetap tumbuh tidak hanya saja dalam kualitas pengoperasian, namun juga kapasitas terminal. Untuk itu, target IPCC untuk menjadi terminal kendaraan 5 besar dunia sangat sejalan dan realitis dengan potensi yang ada. Kebutuhan industri otomotif akan terminal kendaraan yang dedicated atau terminal khusus untuk kendaraan, pelayanan handling, fasilitas yang lengkap untuk jasa Vehicle Processing Center (VPC), Equipment Processing Center (EPC), PortStock, termasuk kualitas akses jalan telah membuat IPCC menjadi pilihan bagi para produsen mobil untuk meningkatkan pasar ekspornya.
“Kami mengucapkan selamat untuk TMMIN dan sekaligus bangga untuk kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia Kendaraan Terminal, kami akan selalu fokus terhadap apa yang menjadi kebutuhan customer”, ujar Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mencatatkan ekspor mobil utuh Indonesia tahun 2017 tumbuh 18,9% atau menjadi 231.169 unit. Tahun ini TMMIN menargetkan pertumbuhan ekspor mobil untuk merk Toyota dan Daihatsu dapat tumbuh 25-45%. Selain TMMIN, APM (Agen Pemegang Merk) lainnya seperti Suzuki pada semester I/2018 telah membukukan kenaikan ekspor kendaraan utuh sebesar 13,8% menjadi 14.479 unit, sedangkan PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia akan memulai ekspor perdana Mitsubishi Xpander tahun ini yang ditargetkan akan mencapai 45.000 unit. Meningkatnya ekspor kendaraan ditahun 2017 dan juga tahun ini tidak lepas dari optimisme para ATPM terhadap upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor otomotif melalui rencana intensif pajak kepada industri otomotif yang meliputi tax holiday, tax allowance dan super deduction, serta peningkatan fasilitas pendukung seperti pelabuhan kendaraan terminal.
Pertumbuhan yang tinggi pada ekspor otomotif tersebut akan memberikan imbas bagi kinerja IPCC. Seperti yang tercermin dalam laporan keuangan IPCC di semester I/2018, dimana pendapatan dan laba bersih IPCC tumbuh masing-masing sebesar 28% dan 58% menjadi Rp.250 miliar dan Rp. 94,9 miliar. Secara operasional di semester I/2018, throughput kendaraan naik 10,3% menjadi 186.928 unit, untuk heavy equipment naik 81% menjadi 20.099-unit dan spareparts naik 44,9% menjadi 48.900 M3.
Tahun ini, IPCC menargetkan perolehan laba bersih dapat mencapai Rp. 220 miliar atau tumbuh 69% secara tahunan. Di tahun ini IPCC mendapat tambahan dari pengalihan throughput kendaraan yang sebelumnya dikelola oleh Port of Tanjung Priok (afiliasi) sebagai bagian dari kebijakan spesialisasi (zonasi) bisnis yang dilakukan Pelindo II.
Segmen ekspor-impor masih mendominasi pendapatan IPCC sampai saat ini. Namun perusahaan terus mengoptimalkan potensi segmen domestik yang dinilai masih besar kedepan seperti Transhipment Roro Services dan kerjasama operasi dengan pelabuhan domestik yang dimiliki Pelindo I, III dan IV. Saat ini IPCC telah melakukan penandatangan MoU dengan Pelindo IV untuk kerjasama pengoperasian car terminal di pelabuhan Makassar dan Samarinda, langkah ini adalah upaya IPCC untuk menggali potensi bisnis di wilayah Indonesia khususnya Indonesia Timur yang masuk dalam jalur pelayaran internasional. “Sebagai perusahaan pengelola terminal kendaraan satu-satunya di Indonesia yang bertaraf internasional, IPCC perlu mewujudkan posisinya sebagai terminal kendaraan Indonesia incorporated dengan wilayah operasional yang terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia” ungkap Chiefy.
Sumber Situs Web http://www.indonesiacarterminal.co.id/