Membahas pengelolaan Wilayah Sungai Brantas utamanya di Brantas Hilir, Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan hadir dalam acara Press Luncheon yang diikuti rekan-rekan jurnalis di Surabaya, Selasa 5 Oktober 2021. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan tentang musim penghujan yang diprediksi datang lebih awal, untuk itu masyarakat harus waspada dengan perubahan kualitas air sungai Surabaya.
Di awal musim hujan biasanya volume limbah padat yang masuk ke badan air meningkat signifikan. Hal ini karena timbunan sampah di sepanjang sempadan maupun yang menumpuk di saluran drainase, secara serempak masuk ke sungai. Sebagian besar berupa limbah rumah tangga seperti popok, plastik dan sampah domestik lainnya.
Dijelaskan bahwa penurunan kualitas air sungai tersebut biasanya ditandai dengan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Adapun standar oksigen terlarut dalam air mencapai 2,4 miligram per liter agar air bisa masuk pada golongan yang bisa diolah kembali. Ketika kadar oksigen turun dibawah 2,4 miligram, maka akan terjadi fenomena ikan mabuk maupun adanya perubahan warna pada air sungai.
“Ini bisa terjadi karena adanya shock loading atau pembuangan limbah dengan konsentrasi tinggi dalam waktu singkat”. Beliau juga menghimbau jika ada masyarakat yang melihat fenomena tersebut, dapat menghubungi PJT I agar dapat dilakukan pengambilan sampel air sungai.
Jumlah sampah yang ada di sepanjang sungai Surabaya terus bertambah. Ada sekitar 60 meter kubik atau setara 20 ton sampah basah per minggunya yang bisa diangkat dari Sungai Surabaya. Volume sampah tersebut akan kian tinggi di saat tertentu, seperti di awal musim penghujan. Hal ini diakibatkan oleh perubahan pola hidup masyarakat, utamanya di masa pandemi. “Banyak orang yang menghabiskan aktivitas hariannya di rumah, dan ini sebenarnya mengakibatkan kenaikan jumlah sampah rumah tangga, terutama plastik”.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat perlu diedukasi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Budaya membuang sampah pada tempatnya, juga membantu mengurangi beban limbah di Sungai. Di sisi lain, Pemerintah pun perlu terus meningkatkan keandalan sistem penanganan dan pengolahan sampahnya. Masyarakat harus tahu dan paham kemana mereka harus membuang sampah mereka.
Untuk mengendalikan jumlah sampah di Sungai Surabaya, PJT I juga telah menyiapkan tiga unit excavator apung yang beroperasi setiap hari mengangkat sampah sekaligus endapan sedimen. Pembersihan sungai ini kami lakukan di sepanjang Sungai Surabaya dari Wringin Anom, Gresik hingga Gubeng. Kolaborasi dan kerjasama dengan pemerintah kabupaten kota juga kami lakukan dalam penanganan sampah di Sungai Surabaya.
Sumber jasa Tirta 1, edit koranbumn














