Indonesia menggandeng sejumlah pabrikan farmasi di luar negeri agar bisa memproduksi vaksin Covid-19 lebih cepat. Setidaknya ada tiga perusahaan farmasi asing yang bekerja sama dengan produsen vaksin dalam negeri.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, kerja sama riset vaksin dengan pihak luar merupakan antisipasi agar vaksin bisa diperoleh lebih cepat, selain produksi secara mandiri yang dilakukan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Pihak pertama yang terlibat kerja sama akses vaksin dengan pemerintah Indonesia adalah Sinovac asal China.
Bakal vaksin yang diproduksi Sinovac kini sedang menjalani uji klinis tahap III di Bandung. Bila sukses, maka produksi massal akan dilakukan oleh PT Bio Farma.
Pihak kedua yang menjalani kerja sama dengan Indonesia adalah Sinopharm. Perusahaan farmasi asal China ini punya basis di dua tempat, yakni Beijing dan Wuhan. Sinopharm sendiri kini melakukan uji klinis tahap III di Uni Emirat Arab dengan target subjek 22.000 orang. Bila uji klinis sukses, maka vaksin akan diproduksi oleh PT Kimia Farma.
“Kerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui PT Kimia Farma yang bekerja sama dengan G42 di UEA,” ujar Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (6/10).
Perusahaan farmasi ketiga yang diajak bekerja sama oleh pemerintah Indonesia adalah Genexine asal Korea Selatan. Perusahaan yang bekerja sama dengan PT Kalbe Farma sedang menjalani uji klinis fase I dan fase IIA di negara asalnya dengan 60 subjek penelitian.
“Selain kerja sama multilateral, pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan vaksin dalam negeri seperti konsorsium pengembangan Vaksin Merah Putih yang dipimpin lembaga biologi molekuler Eijkman dan Kemenristek,” ujar Wiku.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai awal Oktober ini baru 10 kandidat vaksin yang telah masuk uji klinis tahap III. Data yang didapat dari WHO Draft Landscape of Covid-19 Vaccine Candidate menyebutkan, 10 kandidat vaksin yang sedang menjalani uji klinis tahap III tersebut dikembangkan oleh Sinovac, Wuhan Institute of Biological Products atau Sinopharm, Janssen Pharmaceutical Companies (Johnson & Johnson Group), Cansino Biologics Incorporation atau Beijing Institute of Biotechnology, Gamaleya Research Institute, dan BioNtech atau Fosun Pharma Pfizer.
Selain itu ada juga produsen vaksin lain seperti University of Oxford atau AstraZeneca, Novavax, Moderna atau NIAID, Beijing Institute of Biological Products atau Sinopharm.
Sumber Republika, edit koranbumn