PT Aneka Tambang Tbk (ASX ATM; IDX – ANTM; ANTAM) mengumumkan laba bersih periode triwulan pertama tahun 2018 (1Q18) mencapai Rp245,68 miliar, naik tajam sebesar 3.603% dibandingkan laba bersih Rp6,63 miliar pada periode triwulan pertama tahun 2017 (1Q17). Kinerja profitabilitas yang solid ini juga terfleksikan dari pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai 95% menjadi Rp750,38 miliar pada 1Q18 dibandingkan dengan capaian EBITDA 1Q17 sebesar Rp385,68 miliar. Penjualan bersih ANTAM di 1Q18 tercatat sebesar Rp5,73 triliun, naik tajam 247% dibandingkan 1Q17 sebesar Rp1,65 triliun. Komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan Perusahaan, berkontribusi sebesar Rp4,09 triliun atau 71% dari total penjualan bersih 1Q18. Pertumbuhan Kinerja Keuangan ANTAM yang positif pada 1Q18 terutama disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi ANTAM.
Pertumbuhan Kinerja Produksi & Penjualan yang Solid Selama Periode 1Q18
Pertumbuhan positif kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Perusahaan pada 1Q18 tercermin pada volume produksi feronikel yang mencapai 6.088 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 107% dari capaian 1Q17. Sejalan dengan pertumbuhan volume produksi, penjualan feronikel pada 1Q18 mengalami pertumbuhan 109% dibandingkan 1Q17 atau mencapai 5.363 TNi. Penjualan feronikel pada 1Q18 merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih ANTAM, dengan kontribusi sebesar Rp972,38 miliar atau 17% dari total penjualan bersih Perusahaan.
Untuk komoditas emas, pada 1Q18 total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 539 kg dengan volume penjualan emas mencapai 6.945 kg atau naik sebesar 226% dibandingkan capaian 1Q17 seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia ANTAM. Pendapatan ANTAM dari penjualan emas di 1Q18 tercatat sebesar Rp4,09 triliun, tumbuh 254% dibandingkan penjualan emas pada 1Q17.
Pada bulan Maret 2018, ANTAM mendapatkan Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor Mineral Logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah (<1,7% Ni) sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt) dan bijih bauksit tercuci dengan kadar ≥42% Al2O3 sebesar 840 ribu wmt dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode Tahun 2018-2019. Pada tahun 2017, ANTAM telah mendapatkan rekomendasi ekspor bijih nikel kadar rendah dengan total sebesar 3,9 juta wmt yang terdiri dari 2,7 juta wmt diperoleh pada bulan Maret 2017 serta 1,2 juta wmt diperoleh pada bulan Oktober 2017. Sedangkan rekomendasi ekspor bijih bauksit tercuci diperoleh pada periode Maret 2017.
Seiring dengan didapatkannya perpanjangan izin ekspor bijih nikel kadar rendah, pada 1Q18 volume produksi bijih nikel ANTAM mencapai 2,11 juta wmt, naik sebesar 301% dibandingkan 1Q17 dengan level penjualan mencapai 1,15 juta wmt, tumbuh signifikan sebesar 2.171% dibandingkan penjualan bijih nikel pada periode 1Q17. Stream komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada periode 1Q18 dengan capaian produksi mencapai 200.300 wmt, tumbuh sebesar 116% dengan volume penjualan mencapai 61.380 wmt, naik sebesar 37% dibandingkan capaian periode 1Q17.
Posisi Keuangan yang Solid Mendukung Kemajuan Proyek Pertumbuhan ANTAM
Posisi keuangan ANTAM pada 1Q18 tercatat cukup solid dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp6,07 triliun. Proyek kunci ANTAM saat ini yang mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi (Line 1). Hingga periode 1Q18 realisasi konstruksi P3FH telah mencapai 55% dan direncanakan konstruksi pabrik akan selesai pada akhir tahun 2018. Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTAM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun. Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT INALUM (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1). Saat ini perkembangan proyek SGAR telah memasuki tahap finalisasi kajian Bankable Feasibility Study (BFS) dengan pihak terkait.
ANTAM Menjadi Bagian Dalam Kerjasama Perdagangan Indonesia Dan Jepang Melalui Komoditas Emas
ANTAM menjadi bagian dalam kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Jepang melalui produk logam emas batangan gold-kilo bar (produk emas batangan 1 kg) melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo dengan Presiden Direktur MKK Co.Ltd (MKK), Akitaka Morita yang disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Arifin Tasrif pada 27 Februari 2018 di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Melalui penandatanganan nota kesepahaman ini, ANTAM memperluas cakupan tidak hanya penjualan saja melainkan pembelian emas di Jepang melalui MKK untuk produk emas batangan dengan kepingan 1 kilogram. Rencana jual beli logam emas batangan ini memiliki nilai perdagangan 200 kg emas setiap bulan selama 1 tahun. ANTAM melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi Good Delivery List Refiner dari London Bullion Market Association (LBMA).
Kinerja Saham ANTAM yang Solid Sepanjang Periode 1Q18
Pada akhir periode 1Q18, harga penutupan saham ANTAM mencapai Rp775 per saham, menguat 22% dibandingkan harga penutupan pada awal bulan Januari 2018 sebesar Rp635 per saham atau menguat 6% dibandingkan harga penutupan pada akhir 1Q17 yang berada pada level Rp730 per saham. Kinerja positif saham ANTAM sepanjang periode 1Q18 tercermin pula dari pertumbuhan rata-rata volume perdagangan saham harian yang mencapai 89,77 juta saham, tumbuh 69% dibandingkan rata-rata volume perdagangan harian periode 1Q17. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang 1Q18 mencapai Rp74,69 miliar, tumbuh 72% dibandingkan periode 1Q17.
Tercatat pada akhir periode 1Q18, jumlah investor yang menginvestasikan sahamnya di ANTAM mencapai 33.946 investor. Sepanjang periode 1Q18, saham ANTAM menjadi bagian dari Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite, Indeks IDX SMC Liquid, Indeks PEFINDO Investment Grade (i-Grade), Jakarta Islamic Index dan Indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham ANTAM juga tetap menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 dan Indeks IDX30 yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di BEI.
Siaran Pers ANTAM