Demi meningkatkan keandalan pasokan, PT Petrokimia Gresik mempercayakan kebutuhan listrik sebesar 11,4 megawatt (MW) kepada PT PLN (Persero). Sebelumnya BUMN pupuk ini mengandalkan listrik dari pembangkit milik sendiri.
Hal ini tertuang dalam perjanjian kerja sama Program Captive Incentive sebesar kurang lebih 11,4 MW antara PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur dengan Petrokimia Gresik.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama sinergi BUMN ini. Berkat kerja sama dan program dari PLN ini, menurutnya Petrokimia Gresik dapat melakukan efisiensi biaya listrik hingga 12%.
“Bisa diturunkan total biaya listrik Petrokimia Gresik sampai 12%. Jadi sudah terlihat ini. Jadi kami yang banyak berterima kasih pada PLN sehingga sangat mendukung kami untuk efisiensi dan competitiveness” ujar Dwi, pada Senin (16/08) dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.
Dwi menyebutkan ada dua hal yang menjadi keunggulan komparatif untuk program ini, yakni tersedianya energi listrik yang lebih andal dan efisien. Listrik menjadi energi utama bagi keberlangsungan operasi di Petrokimia Gresik yang memiliki luas wilayah sekitar 500 ha.
Petrokimia Gresik memiliki 31 pabrik yang terdiri dari 17 pabrik pupuk serta 14 lainnya pabrik bahan kimia yang mendukung pabrik pupuk. Pupuk yang dihasilkan menurutnya berkaitan dengan pertanian dan ketahanan pangan nasional sehingga menyangkut hajat hidup masyarakat Indonesia.
“Di tengah tugas kami tersebut dan tentunya di tengah persaingan industri yang sangat ketat saat ini, Petrokimia Gresik terus berniat melanjutkan peningkatan kinerja. Baik keunggulan daya saing, maupun kualitas dan hal lainnya. Di mana salah satunya sebagaimana saat ini dilakukan yaitu strategi efisiensi biaya dengan Petrokimia Gresik bisa terdepan dalam cost leadership,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa peralihan dengan menggunakan listrik PLN ini dapat membuat pemakaian listrik oleh Petrokimia Gresik lebih ramah lingkungan. Lebih jauh, Dwi pun berharap dapat merealisasikan kerja sama lainnya dengan PLN.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini pun mengaku bersyukur atas capaian efisiensi biaya listrik yang dapat dicapai oleh Petrokimia Gresik lewat Program ini.
“Kami ucapkan terima kasih kepada PT Petrokimia Gresik yang telah mempercayakan kebutuhan kelistrikannya kepada PLN dalam program Captive Incentive. Tentunya, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kementerian BUMN atas dukungannya untuk bersinergi antar BUMN” ungkap Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN.
Zulkifli menjelaskan, Captive Incentive merupakan program inovasi PLN untuk memenuhi harapan pelanggan, khususnya segmen Industri dan Bisnis, dengan melihat adanya kebutuhan dari sisi efisiensi finansial dan operasional. Skemanya melalui pengalihan sumber listrik pembangkit mandiri yang kemudian dialihkan pemakaiannya dengan pasokan listrik dari PLN.
Kerja sama ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Bagi Petrokimia Gresik sebagai pelanggan, akan mendapatkan potensi penghematan yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi dan mengoptimalkan produktivitas produksinya. Selain itu, tentunya Petrokimia Gresik dapat lebih fokus mengelola bisnisnya.
Sementara itu, bagi PLN, hal ini sudah merupakan sebuah amanah dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik industri di Indonesia.
Pada program Captive Incentive, PLN memberikan insentif tarif listrik kepada pelanggan sesuai dengan pemakaian listrik (paket kWh) yang telah disepakati bersama. Dalam kurun waktu 3 tahun, Petrokimia Gresik berkomitmen untuk mengikuti Program Captive Incentive dan mengalihkan daya dari pembangkit milik sendiri ke listrik dari PLN.
Petrokimia Gresik sebagai salah satu industri yang memiliki peranan penting dalam sektor pangan di Pulau Jawa khususnya, membutuhkan pasokan energi hulu yang andal dengan listrik sebagai salah satunya. Kerja sama dan komitmen dalam Program Captive Incentive antara Petrokimia Gresik dan PLN ini, tidak menutup kemungkinan untuk diperpanjang.
“Alhamdulillah, kerja sama ini dapat meningkatkan konsumsi energi dan produktivitas sistem ketenagalistrikan PLN,” ujarnya.
Saat ini, dipastikan kondisi kelistrikan di Jawa Timur aman dan surplus. Hal ini didukung dengan daya mampu pasok sebesar kurang lebih 8.008 MW dengan beban puncak siang mencapai 5.252 MW dan Malam 5.619 MW.
Tentunya, kondisi surplus daya tersebut didukung dengan sistem kelistrikan interkoneksi Jawa-Madura-Bali yang aandal. Hal ini menunjukkan kondisi kelistrikan Jawa Timur siap untuk menyuplai kebutuhan Petrokimia Gresik dan pelanggan lainnya.
Pihaknya menyebut bahwa dengan ketersediaan cadangan daya yang ada di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Timur, PLN optimistis dapat menjaga keandalan kelistrikan yang dibutuhkan Petrokimia Gresik. Hal ini mengingat listrik sebagai energi esensial, terutama dalam proses produksi Pupuk dan Produk Petrokimia lainnya.
“Ke depan, kami berharap kepercayaan industri kepada PLN meningkat sehingga dapat mempercayakan kebutuhan dan urusan listrik- nya kepada PLN sepenuhnya,” kata Zulkifli.
Sumber Kontan, edit koranbumn