– BUMN penjaminan, PT Jamkrindo bersama anak usahanya, Jamkrindo Syariah, telah melakukan penjaminan terhadap 564.823 debitur Kredit Modal Kerja (KMK) Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Direktur Utama Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan mengatakan perusahaan telah merealisasikan penjaminan PEN sebesar Rp 9,34 triliun dengan rincian Jamkrindo sebesar Rp 6,70 triliun dan Jamkrindo Syariah Sebesar Rp 2,64 triliun.
“Sampai saat Jamkrindo telah bekerja sama dengan berbagai kalangan perbankan untuk mendorong agar program tersebut bisa berjalan dengan sukses,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (25/1).
Adapun tujuan pemberian kredit modal kerja ialah untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha, khususnya para pelaku UMKM.
Putrama mengatakan program penjaminan KMK dalam rangka PEN sangat dibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit modal kerja.
Skema penjaminan KMK UMKM diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan 71/2020, yang dalam pelaksanaannya pemerintah menugaskan Jamkrindo dan Askrindo – anggota dari holding Indonesia Financial Group – untuk melaksanakan penjaminan Program PEN, dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan negara, serta kesinambungan fiskal.
Selain melakukan penjaminan PEN, Putrama juga mengatakan Jamkrindo tetap berkomitmen untuk menyalurkan pinjaman kemitraan kepada mitra binaan untuk menggerakkan roda perekonomian khususnya pengusahaan mikro yang belum dapat akses perbankan.
“Kami tidak hanya memberikan pinjaman kemitraan tetapi juga turut melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM mitra binaan,” katanya.
Ia menyampaikan di Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jamkrindo sukses meningkatkan ekonomi masyarakat yang tergabung dalam UKM Saluyu yang sebagian besar merupakan eks Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri yang memilih pulang kampung untuk membuka usaha di tengah terus meningkatnya popularitas Geopark Ciletuh.
Jamkrindo dan UKM Saluyu, lanjut dia, sejak awal tahun 2020 melakukan diskusi intensif dan pencarian ide usaha berbasis bahan baku lokal.
“Lalu disepakati untuk memberi nilai tambah pada mangga yang merupakan salah satu komoditas lokal di Geopark Ciletuh dengan cara memproduksi makanan olahan berupa kripik mangga yang menjadi oleh-oleh khas dari Geopark Ciletuh,” paparnya.
Ia menambahkan Jamkrindo juga memberikan bantuan mesin pengolah mangga dan juga pelatihan promosi pemasaran produk dan juga pendampingan perluasan jaringan pemasaran.
“Model pemberdayaan yang dilakukan di Geopark Ciletuh tersebut merupakan bagian dari upaya Jamkrindo berkontribusi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s,” katanya.
Disampaikan, sebelum di Geopark Ciletuh, model pemberdayaan berbasis komunitas tersebut juga telah berhasil Jamkrindo implementasikan kepada para petani mete di Larantuka.
Ke depannya, Putrama mengatakan pemberdayaan ini akan diterapkan juga di wilayah lainnya, antara lain Garut.