Managing Director Investment Danantara Investment Management Stefanus Ade Hadiwidjaja mengatakan tujuh kota awal tersebut adalah usulan yang Danantara terima dari Kementerian Lingkungan Hidup.
“Setelah kami melakukan pengecekan ke lapangan, yang paling siap ada di empat kota. Jadi, kami sudah memulai tender untuk empat kota,” ujarnya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Walau begitu, Stefanus berharap dalam batch 1 ini ketujuh kota dapat melaksanakan tender seluruhnya. Adapun, dalam tender batch pertama ini akan diikuti oleh 24 perusahaan global yang nanti akan berperan sebagai penyedia teknologi.
Sebanyak 24 perusahaan global itu telah melalui proses Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) batch pertama. Sebanyak 24 perusahaan tersebut meliputi nama-nama besar seperti Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering, ITOCHU Corporation, Veolia Environmental Services Asia, China Everbright Environment Group, hingga Chongqing Sanfeng Environment Group.
Adapun, empat kota ini menjadi tahap awal implementasi proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik yang menargetkan total 33-34 kota di seluruh Indonesia.
“Empat kota yang sudah kami review dan cek dan sudah mulai tendernya, itu adalah Bogor, Bekasi, Denpasar dan Yogyakarta. Tender itu sudah berjalan dan tendernya ini bisa kami sebut sebagai limited tender karena yang kami undang adalah 24 penyedia teknologi yang ada di DPT yang sudah selesai sebulan yang lalu,” ungkapnya.
Stefanus menjelaskan dalam tender tersebut Danantara meminta 24 perusahaan global ini bermitra dengan perusahaan lokal, baik itu swasta, BUMN maupun BUMD dengan membuat konsorsium. Mekanismenya, konsorsium tersebut akan melakukan bid di empat kota tersebut.
“Kami kasih waktu dalam dua bulan ke depan, awal Januari [2026] itu harusnya yang 1 A, dua kota pertama akan sudah submit. Dan seminggu berikutnya untuk dua kota berikutnya. Dan mudah-mudahan tiga kota berikutnya bisa melakukan submission. Setelah itu, kami akan melakukan review untuk menentukan pemenang tendernya, konsorsiumnya yang mana,” pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















