Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Elisabeth RT Siahaan mengatakan meningkatnya credit rating perseroan merefleksikan adanya peningkatan prospek bisnis pengembangan hilirisasi nikel untuk rantai industri baterai kendaraan listrik (EV Battery) dan bisnis emas perseroan.
Sebagai informasi, S&P Global menaikkan corporate credit rating untuk Antam dari sebelumnya B+ (outlook positif) menjadi BB+ (outlook stabil) pada 2023, sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (27/9/2023).
“Peningkatan rating sejalan dengan strategi keberlanjutan bisnis Antam dalam optimalisasi pada aspek operasi dan keuangan perseroan,” kata Elisabeth.
Dalam menjalankan operasi, perseroan senantiasa melaksanakan operational excellence. Juga berfokus dalam upaya pengelolaan biaya yang cermat melalui pelaksanaan program-program efisiensi yang tepat.
Ia mengatakan, pengembangan rantai industri EV battery perseroan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan menguatkan posisi Indonesia dalam rantai industri EV battery di tingkat global.
“Selain itu, pertumbuhan profil kredit Antam meningkat seiring dengan pengelolaan likuiditas perusahaan yang memadai dan tetap solid di tengah tantangan harga komoditas global,” ujar Elisabeth.
Dalam laporannya, S&P berkeyakinan pemerintah Indonesia akan terus mendukung Antam, seiring tujuan pemerintah mengelola dan mengonsolidasi aset tambang strategis melalui MIND ID, sebagai upaya mengelola kepentingan dalam industri pertambangan domestik, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan Sumber Daya Alam (SDA) untuk kepentingan nasional.
Elisabeth melanjutkan peningkatan credit rating tersebut didukung implementasi strategi operasional yang tepat untuk mendukung pertumbuhan profitabilitas perseroan pada semester I 2023. “Posisi likuiditas keuangan perseroan cenderung baik, tercermin dari posisi arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi senilai Rp 1,69 triliun pada semester I 2023, atau tumbuh 96 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 yang senilai Rp 861,32 miliar,” ungkap Elisabeth.
Adapun capaian tersebut memperkokoh struktur keuangan perseroan, tercermin dari posisi saldo kas dan setara kas pada semester I 2023 yang senilai Rp 6,58 triliun, atau tumbuh signifikan 104 persen (yoy) dibandingkan periode sama 2022 yang senilai Rp 3,23 triliun.
Sumber Antara , Republika, edit koranbumn