Pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur sebesar Rp 384,8 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Besarnya anggaran infrastruktur pemerintah ini bisa berimbas positif pada kinerja emiten BUMN konstruksi.
Analis BRIDanareksa Sekuritas Maria Renata meyakini, proyek infrastruktur pemerintah akan mendongkrak kontrak baru bagi emiten konstruksi BUMN. Alhasil, Maria memperkirakan, keempat BUMN konstruksi bisa membukukan pendapatan yang lebih tinggi pada 2022.
Sebagai gambaran, hingga semester I-2021 keempat BUMN karya telah membukukan total kontrak baru sebesar Rp 28,9 triliun atau naik 19,1% dari Rp24,2 triliun pada semester I-2020. Raihan kontrak sepanjang enam bulan ini menyumbang 26,2% dari target yang dipasang BRIDanareksa Sekuritas untuk tahun 2021, yakni RP 110,0 triliun atau naik 19,1% secara tahunan.
“Kami memperkirakan adanya kontrak baru yang lebih tinggi pada tahun 2022 dengan total Rp 128,3 triliun, meningkat sebesar 16,7% secara year-on-year (yoy). Ini berarti terdapat pertumbuhan pendapatan sebesar 27,9% yoy dan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 74,1% yoy,” terang Maria.
Namun, menurut Maria, setidaknya terdapat sejumlah tantangan dalam pembangunan infrastruktur tahun depan. Pertama, menentukan skala prioritas proyek infrastruktur dengan anggaran terbatas, terutama yang memiliki daya ungkit (leverage) terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kedua, pelaksanaan pembangunan masih berlangsung di tengah pandemi Covid- 19 yang belum berakhir dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan. Ketiga, alternatif solusi skema pembiayaan yang kreatif, terutama peningkatan peran swasta, BUMN/BUMD, dan pemerintah daerah.
BRIDanareksa Sekuritas mempertahankan rating overweight terhadap sektor konstruksi. Sebab, pembangunan infrastruktur masih menjadi prioritas pemerintah tahun depan, sebagaimana tercermin dalam alokasi anggaran 2022 yang kuat.
Selain itu, pemerintah juga berencana memberikan suntikan modal kepada beberapa BUMN terkait infrastruktur.
Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menjadi pilihan utama di sektor ini, yakni rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.000.
BRIDanareksa Sekruitas juga merekomendasikan beli saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dengan target harga Rp 1.800, beli saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan target harga Rp 1.300, beli saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan target harga Rp 1.800, beli saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dengan target harga Rp 430, dan beli saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dengan target harga Rp 210.
Sumber Kontan, edit koranbumn