PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepanjang 2019 berhasil membukukan kenaikan laba meski pendapatan turun. Laba neto yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tahun ini mencapai Rp 2,28 triliun naik 31,8% secara tahunan (yoy) dari 2018 yang sebesar Rp 1,73 triliun.
Sementara itu, pendapatan Wijaya Karya mengalami penurunan 12,68% yoy dari Rp 31,16 triliun menjadi Rp 27,21 triliun di 2019.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menjelaskan WIKA mengalami penurunan pendapatan karena dalam pos tersebut tidak tercantum pendapatan dari proyek joint-operation (JO) atau kerja sama operasional (KSO). “Kalau yang dari JO dicatatkan, pendapatan kita relatif sama dengan tahun lalu,” jelasnya Minggu (22/3).
Mahendra menambahkan laba Wijaya Karya bisa tumbuh cukup tinggi lantaran melakukan efisiensi operasi yang didapatkan dari penerapan teknologi Building Information Modelling (BIM), integrasi bisnis oleh anak usaha serta metode operai yang diklaim semakin efisien. “Laba juga ada kontribusi dari pendapatan JO, serta divestasi tol SUMO,” kata Mahendra.
Tol SUMO yang dimaksud adalah Tol Surabaya-Mojokerto. Wijaya Karya mengantongi dana sekitar Rp 715 miliar dari divestasi kepemilikan 20,34% kepada Astra Infra melalui PT Astra Tol Nusantara.
Berdasarkan laporan keuangan Wijaya Karya, proyek KSO yang cukup besar menyumbang laba tahun berjalan antara lain Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 496,35 miliar, Jakarta International Stadium (JIS) Rp 45,3 miliar, Tol Cisumdawu Tahap II Rp 33,09 miliar, dan Tol Solo-Kertosono Tahap I Rp 27,18 miliar.
Sumber Kontan, edit koranbumn