PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PT PMSE) tengah menyelesaikan tahap pendanaan atau financial close proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.
Presiden Direktur PT PMSE Przemek Lupa mengatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi secara intensif terkait rencana pendanaan dengan calon pemberi dana, yakni antara lain Standard Chartered Bank dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
“Kami berada dalam koordinasi yang erat dengan calon lender kami untuk menyelesaikan pendanaan proyek ini. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada calon lender kami Standard Chartered Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation untuk terus mendukung pendanaan proyek ini,” ujar Przemek dalam Project Kick-off Ceremony PLTS Terapung Cirata yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/12/2020).
Selain itu, PT PMSE juga tengah melakukan pembahasan intensif untuk kontrak engineering, procurement, dan construction proyek PLTS berkapasitas 145 megawatt peak (MWp) tersebut.
Przemek memperkirakan konstruksi proyek akan dimulai pada kuartal I/2021 dan ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada paruh kedua 2022.
Dia menuturkan bahwa PLTS Cirata akan dibangun di atas permukaan air Waduk Cirata dengan luas area terpakai hampir 250 hektare atau sekitar 4 persen dari luas Waduk Cirata. Nantinya, PLTS Cirata akan terdiri atas kurang lebih 350.000 surya panel.
Proyek ini dikembangkan oleh joint venture anak perusahaan PT PLN (Persero), yakni PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), dengan anak usaha Mubadala Investment Company, Masdar. Masdar merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Konsorsium tersebut bernama PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi yang sahamnya dimiliki oleh PJBI sebesar 51 persen dan 49 persen oleh Masdar.
Kerja sama PJBI dan Masdar telah dituangkan pada kesepakatan jual beli tenaga listrik dengan investasi senilai US$129 juta yang ditandatangani pada 12 Januari 2020 di Abu Dhabi. Adapun harga jual listrik yang disepakati mencapai US$0,582 per kWh.
PLTS Cirata dengan total kapasitas 145 megawatt peak (MWp) ini digadang-gadang akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Sumber Bisnis, edit koranbumn