Mundurnya penyelesaian proyek Tangguh Train III ditenggarai menjadi penyebab melesetnya target produksi siap jual atau lifting liquefied petroleum gas (LNG) tahun ini.
Pengamat dan Praktisi sektor Hulu Migas Tumbur Parlindungan menilai mundurnya proyek Tangguh Train III telah menyebabkan mundurnya produksi yang telah ditarget pada tahun ini.
Di samping itu, mundurnya proyek strategis nasional (PSN) itu pun pastinya akan berdampak kepada biaya proyek.
“Produksinya mungkin telat jadi produksi tahunan SKK Migas terkena dampaknya, karena contohnya bila produksi mulai Oktober, angka produksi yang dibuat rata-rata yang disetahunkan menjadi angka harian produksi dari SKK MIGAS,” ujarnya
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan realisasi lifting gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) tidak akan memenuhi target yang ditetapkan hingga akhir 2022.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan melesetnya perkiraan lifting LNG pada tahun ini sebagian besar dipengaruhi karena lambannya pembangunan fasilitas Train III LNG Tangguh.
“Produksi LNG semester II dari target agak kurang ya karena kan Train 3 sendiri kan agak lambat ya,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn