Nindya Karya menampilkan informasi mengenai proyek tiga menara Air Traffic Controller (ATC) yang pernah dikerjakan oleh Nindya Karya dan saat ini telah difungsikan pengoperasiannya. Ketiga proyek tersebut berada di tiga Bandara di Wilayah Barat Indonesia yaitu Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang dan Bandara Supadio Pontianak.
Pembangunan Menara ATC ini merupakan bentuk sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terjalin antara PT Nindya Karya (Persero) dengan Perum LPPNPI selaku operator navigasi udara diseluruh wilayah Indonesia. Meskipun kerja sama dibangun dalam skema sinergi BUMN, pemilihan Nindya Karya dilakukan melalui hasil penilaian teknis, rekam jejak serta kompetensi yang ketat sehingga dinilai berkompeten dalam menangani proyek ini.
Profil masing-masing menara ATC.
ATC Bandara Supadio
Bangunan ATC Tower Bandara Supadio ditempatkan bersebelahan dengan area apron Bandara Supadio. Penempatan tersebut ditujukan untuk memudahkan fungsi ATC dalam memantau pergerakan pesawat dan berkomunikasi dengan pilot di landasan dan di area udara.
Dari segi rancangan, bangunan ATC Tower Bandara Supadio didesain bergandengan dengan bangunan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan-Pemadam Kebakaran (PKP-PK) menjadikan kedua bangunan tersebut menjadi bentuk baru yang dinamis.
Desain ATC Tower tersebut juga menggunakan garis lengkung dan bidang miring menyesuaikan dengan konsep yang ada pada bangunan bandara. Yang menarik, desain kepala menara mengambil konsep metafora dari retina mata yang lekat secara filosofis pada fungsi ATC Tower sebagai sarana pengamatan dan pengawasan.
ATC Bandara Depati Amir
Pengembangan ATC Tower Bandara Depati Amir dilakukan mengikuti peningkatan kapasitas lalu lintas udara di bandara tersebut. Dengan meningkatnya kapasitas penerbangan Bandara Depati Amir, maka dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana pendukung diantaranya penambahan panjang runway yang kini menjadi 2.250 meter serta peningkatan kapabilitas ATC Tower.
Dalam rancangannya, Nindya Karya melakukan peningkatan ketinggian menara ATC Tower Bandara Depati Amir yang semula setinggi 15 meter menjadi 34 meter atau 37 meter hingga roof top.
Dari segi desain, pada bagian kepala menara (kabin) bangunan mengadopsi bentuk quintagram dengan desain kaca yang menonjol pada bangunan. Kaca pada bagian menara menggunakan konsep Façade Window Glass & Frame yang telah diuji tes kekuatan tekan dan hisap angin serta tes kebocoran angin maupun hujan.
ATC Bandara Raja Haji Fisabilillah
Dari dua menara pengawasa sebelumnya, ATC Tower Bandara RHF mengadopsi desain umum dengan bentuk melingkar. Menara pengawas setinggi 43 meter ini menggunakan pondasi beton dengan mutu fc’=22,5 MPa, baja tulangan dengan mutu TP30 atau TP40 dengan diameter masing-masing sebesar 12-13 mm. Untuk kepadatan pondasi bangunan ATC Tower sampai dengan 80% menurut standar perkerasan AASHTO T.180-74 atau ASTM D 1557-70.
Sumber NindyaKarya / edit koranbumn