Proyek jalan tol besutan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di Yogyakarta mendapat penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Kedua BUMN ini memiliki porsi saham hampir separuh di PT PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM), pemegang konsesi jalan tol Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo.
Penandatanganan Perjanjian Penjaminan dan Regres untuk proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) diteken kemarin di Jakarta.
Dengan adanya perjanjian tersebut, Kementerian Keuangan melalui PT PII akan memberikan penjaminan yang mencakup risiko keterlambatan pengadaan tanah, risiko keterlambatan pengembalian Dana Talangan Tanah (DTT), risiko keterlambatan penyesuaian tarif, risiko politik temporer dan risiko politik permanen.
Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo mengatakan bahwa penjaminan yang diberikan PT PII pada proyek ini merupakan salah satu fasilitas dari Kementerian Keuangan untuk meningkatkan kelayakan dan kenyamanan investasi bagi investor. Dengan ditandatanganinya proyek ini, PT PII telah memberikan penjaminan pada 23 proyek KPBU di seluruh Indonesia.
“Dengan skema KPBU dan penjaminan oleh PT PII, diharapkan proyek ini dapat dikembangkan dan terjaga dengan baik sehingga dapat bermanfaat meningkatkan konektivitas antar wilayah dan daya saing ekonomi masyarakat di provinsi DIY dan Jawa Tengah, sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk pemulihan dan pengembangan ekonomi nasional”, jelas Sutopo melalui keterangan resmi, Kamis (10/9/2020).
Di lain pihak, Direktur Utama PT JMM Adrian Priohutomo mengatakan nilai investasi pada proyek jalan tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo mencapai Rp26,6 triliun. Dia menerangkan, proyek ini membentang sepanjang 96,57 kilometer dan terdiri dari tiga seksi.
Adrian menjabarkan, seksi 1 membentang dari Kerasura-Purwomartani sejauh 42,37 kilometer. Kemudian berlanjut di seksi 2 sejauh 23,42 kilometer yang menghubungkan Purwomartani dan Gamping. Adapun seksi 3 berjarak 30,77 kilometer.
“Jalan tol ini menjadi bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Pulau Jawa dengan menambahkan
kapasitas dan aksesibilitas jaringan jalan, serta menurunkan biaya transportasi dan logistik melalui satu jaringan tol yang terintegrasi, ” jelasnya.
Untuk diketahui, PT JMM merupakan konsorsium yang terdiri dari swasta dan BUMN. PT Daya Mulia Turangga dan PT Gama Group menggenggam porsi saham 51 persen. Sementara itu sisa saham dimiliki Jasa Marga (25 persen) dan Adhi Karya (24 persen).
Sumber Bisnis, edit koranbumn