Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), analis menilai saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih memiliki propsek yang cerah. Hal ini tidak lepas dari harga komoditas jualan ANTM, yakni emas yang masih dalam kondisi menguat (bullish).
Tahun lalu, emiten pelat merah ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 32,71 triliun atau naik 29,44% dari realisasi penjualan tahun sebelumnya yang hanya Rp 25,27 triliun.
Meski demikian, laba bersih ANTM justru menyusut. ANTM mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,85 miliar atau turun 88,15% secara tahunan.
Tahun ini, Analis NH Korindo Meilki Darmawan memproyeksikan kinerja ANTM masih cukup solid. Predikisi dia, ANTM bakal mengantongi pendapatan sebesar Rp 36,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 889 miliar tahun ini.
Ini berarti, pendapatan ANTM berpotensi naik 11,3% secara year-on-year dengan laba bersih melesat 358,6% dari tahun lalu. Proyeksi ini menimbang naiknya harga jual rerata atau average selling price (ASP) emas menjadi Rp 690 juta per kilogram (kg) berkat kenaikan harga emas dunia yang masih akan terjadi hingga akhir 2020.
Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai, ketidakpastian ekonomi menjadi peluang bagi ANTM untuk meningkatkan kinerja. Sebab, ketidakpastian tersebut meningkatkan permintaan atas komoditas emas sehingga membuat harga emas telah meningkat 22,32% secara yoy ke level US$ 1.616 per troy ounce (per 26 Maret 2020).
“MNC Sekuritas memproyeksikan penjualan emas ANTM dapat mencapai Rp 22,26 triliun, naik 0,56% secara YoY pada akhir 2020,” ujar Catherina kepada Kontan.co.id.
Catherina menilai, katalis positif lain yang dapat mendongkrak kinerja Aneka Tambang adalah meningkatnya permintaan atas komoditas feronikel untuk baterai mobil listrik. Hal ini akan mendorong penjualan feronikel yang diproyeksikan mencapai Rp7,94 triliun atau naik 25,23% pada akhir 2020.
Adapun untuk kinerja top line dan bottom line, MNC Sekuritas memproyeksikan ANTM dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 32,7 triliun dengan laba bersih Rp 1,19 triliun tahun ini.
Catherina memberi rekomendasi beli (buy) saham ANTM dengan target harga Rp 920 per saham. Pun demikian dengan Meilki yang merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp1.100 per saham.
Adapun rekomendasi ini diambil dengan mempertimbangkan bisnis pertambangan ANTM adalah yang paling solid diantara ketiga emiten tambang BUMN dalam kondisi pandemi corona saat ini.
“Ditambah potensi komoditas emas untuk tetap bullish sepanjang 2020 hingga ke level US$ 1.810 per troy ounce ,” pungkas Meilki.
Pada perdagangan Jumat (17/4), saham ANTM ditutup menguat 2,97% ke level Rp 520 per saham.
Sumber Kontan, edit koranbumn