Perusahaan BUMN pengelola bandar udara, PT Angkasa Pura II (Persero), menambah daftar bandara yg akan dikelolanya. Bandar udara yang akan bergabung dengan perusahaan peraih penghargaan The Best Overall BUMN (Non Tbk) 2018 pada ajang Anugerah BUMN 2018 adalah Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu dan Bandara Raden Inten II, Lampung.
PT Angkasa Pura II (Persero) bersama dengan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pada hari ini (27/8) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait pemanfaatan aset milik Kementerian Perhubungan untuk pembangungan, pengembangan, dan/atau pengusahaan Bandara Fatmawati Soekarno dan Bandara Raden Inten II.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Presiden Direktur Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, dan Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, M. Praminto Hadi.
Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan,”Seluruh hal yang terdapat didalam MoU tadi nantinya akan lebih didetilkan dalam Perjanjian Kerjasama (PKS). Kami berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan Kementerian Perhubungan kepada kami. Sesuai instruksi Pak Menteri Perhubungan bahwa Kementerian Perhubungan juga fokus untuk pengembangan bandara perintis oleh karena itu pengelolaan dua bandara ini dipercayakan kepada kami dengan harapan bisa tumbuh dan berkembang.”
Adapun Bandara Raden Inten II memiliki luas terminal 5.000 m2 dengan panjang landasan pacu mencapai 2.500 x 45 m. Luas apron mencapai 43.600 m2 dilengkapi dengan 8 parking stand.
Selaku pengelola Bandara Raden Inten II, Kementerian Perhubungan menyambut kerjasama ini dengan antusias. Dengan telah ditandatanganinya MoU ini, dampak positif yang dapat dirasakan masyarakat Kota Lampung. “Penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal bagi semua pihak yg terlibat untuk turut serta mengembangkan potensi-potensi ekonomi di Lampung, khususnya Bandara Raden Inten II. Kami akan senantiasa mendukung langkah positif yang akan dilakukan AP II dalam mengembangkan Bandara Raden Inten II. Kedua bandara yang bekerjasama dengan AP II menggunakan pola kerjasama KSP. Investasi yang dilakukan AP II akan dilaksanakan secara bertahap, termasuk dari sisi sumber daya manusia dan pelayanan juga harus meningkat. Harapannya dalam tahun-tahun berikutnya ada penambahan rute-rute baru yg akan masuk”, ungkap Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, M. Praminto Hadi.
Di sisi lain, Praminto juga menyatakan optimismenya terhadap Bandara Fatmawati Soekarno untuk bisa segera merasakan dampak-dampak positif yang akan hadir setelah ditandatanganinya nota kesepahaman antara Angkasa Pura II dengan Kementerian Perhubungan.
Praminto menjelaskan bahwa profil Angkasa Pura II dirasa sangat sesuai untuk dapat mengelola bandara yang dulunya bernama Padang Kemiling. Pengelola Bandara Fatmawati Soekarno mengatakan,”Rekam jejak Angkasa Pura II dalam mengelola bandara sangat positif. Itu sebabnya kami optimis hal-hal postif bisa kita rasakan bersama.”
Berganti nama menjadi Bandara Fatmawati Soekarno pada November 2001, bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.470 x 150 m dengan permukaan aspal. Jenis pesawat terbesar yang bisa beroperasi di bandara ini adalah Airbus 320 dan Boeing 737. AP II juga telah menyiapkan total dana Capex sebesar 3,4 Triliun untuk pengembangan bandara-bandara baru yg akan dikelola oleh AP II, termasuk Bandara Raden Inten Lampung dan juga Bandara Fatmawati Bengkulu.
Sumber Situs Web AP 2