PT Garam tahun ini akan menyerap sekitar 124.000 ton garam petani rakyat dengan menyiapkan sebanyak 16 gudang yang tersebar di Pulau Jawa.
Direktur Operasional PT Garam Hartono mengatakan penyerapan garam petani di musim panen ini akan dilakukan di sejumlah wilayah seperti Sumenep, Sampang, Pamekasan, dan Gresik.
“Seperti dari Pamekasan kira-kira kuotanya 10.000 ton, daerah lainnya sekitar 25% – 30%-an dari total target. Jadi kita tidak membatasi satu lokasi saja dengan memperhatikan prinsip keadilan,” ujar Hartono, Jumat (3/8/2018).
Dia menjelaskan panen garam milik petambak garam rakyat akan ditampung di 16 gudang, di antaranya 11 gudang di Pulau Madura, sisanya ada di Cirebon, Pati, Rembang dan Gresik.
“Rata-rata setiap gudang kapasitasnya sekitar 5.000 ton. Tapi ini garamnya tidak ditimbun tapi revolving, yang kualitasnya bagus-bagus akan diolah jadi garam industri,” jelasnya.
Dia mengatakan penyerapan garam petambak rakyat ini menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp204 miliar. Soal harga garam petambak yang akan dibeli, lanjutnya, pihaknya akan menyesuaikan mekanisme harga pasar. Bila harga turun, jumlah penyerapannya akan ditingkatkan.
“Yang pasti di atas rata-rata swasta, kisaran Rp1.550 – Rp1.750/kg,” imbuhnya.
Hartono menambahkan, langkah PT Garam membagi penyerapan garam petani akan melibatkan satgas khusus yang disiapkan di masing-masing wilayah. Pihaknya juga telah mengumpulkan koperasi-koperasi dan kelompok petani yang ada di setiap wilayah.
“Syarat penyerapan adalah petambak yang sudah ada kelompoknya, nanti satgas akan ngecek anggota-anggotanya supaya tidak overlap,” imbuhnya.
PT Garam tengah meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan garam dengan menggunakan dana internal. Saat ini kapasitas pabriknya sebanyak 7 ton/hari dan masih dalam proses untuk menjadi 14 ton/hari.
“Diharapkan September awal ini mesin kita sudah bisa beroperasi menjadi 14 ton. Ini ditingkankan kapasitasnya karena selama ini kita produksi langsung habis, sehingga tidak sampai buffer stock,” imbuhnya.
Sumber Bisnis.com