PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero/Pelni) memulai babak baru dalam transportasi laut pasca jumlah penumpang mengalami penurunan. PT Pelani akan secara bertahap bertransformasi memasuki bisnis angkutan barang untuk kebutuhan proyek milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Harry Boediarto mengatakan, pengangkutan batubara dan angkutan logistik PLN merupakan upaya PELNI bertransformasi dari angkutan penumpang sebagai angkutan penugasan dan angkutan barang sebagai angkutan non Public Service Obligation ( PSO )
Kegiatan mengangkut barang milik perusahaan BUMN, PELNI berharap, ke depan pendapatan PELNI bukan hanya dari PSO namun akan ada kontribusi dari pendapatan non PSO. “Tanda tangan MoU ini menjadi momen penting transformasi bisnis dari angkutan penumpang ke angkutan barang,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Jumat (25/1).
Sebagai BUMN transportasi laut, pada awal berdiri PELNI menekuni bisnis angkutan barang. Seiring kebijakan pemerintah, PELNI difokuskan untuk melayani angkutan penumpang antar pulau untuk “Menghubungkan Nusantara Menyatukan Indonesia” melalui angkutan penumpang yang merupakan angkutan penugasan, pelayanan publik dan dibiayai PSO.
Seiring dibangunnya infrastruktur bandara di beberapa wilayah telah mendorong meningkatnya dunia penerbangan dengan hadirnya tiket berbiaya murah atau LCC. Salah satu imbas dunia penerbangan, pelanggan kapal PELNI menurun rata-rata 7% per tahun.
Pada tahun 2012 tercatat 4,82 juta pelanggan pada 2018 pelanggan PELNI menjadi 3,62 juta pelanggan. “Menurunnya pelanggan PELNI mendorong perseroan berusaha memaksimalkan kompetensi sumberdaya PELNI untuk mencari pelanggan baru, khususnya angkutan barang,” jelasnya.
Sumber Kontan/ edit koranbumn