Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP, I Gede Upeksa Negara, menjelaskan bahwa saat ini perseroan masih dalam tahap pemenuhan persyaratan pendahuluan (condition precedent/CP) yang tertuang dalam perjanjian jual beli saham bersyarat atau conditional share purchase agreement(CSPA).
“Prosesnya masih cukup banyak yang harus diselesaikan untuk bisa masuk ke penandatangan SPA [share purchase agreement]. Kami perkirakan di triwulan pertama tahun depan,” ujarnya dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Terkait pelepasan aset CRI yang mengelola jalur kereta api Makassar – Parepare, Gede menyebutkan saat ini prosesnya telah mencapai tahap penentuan pemenang. Perseroan pun tengah merampungkan seluruh CP agar transaksi senilai Rp282,1 miliar tersebut dapat diselesaikan secara administratif.
Sementara itu, untuk divestasi 81% saham di PT PP Infrastruktur (PPIN) kepada PT Varsha Zamindo Laksana senilai Rp1,41 triliun, perseroan juga tengah melakukan pemenuhan CP serta proses uji tuntas lanjutan.
Langkah divestasi dengan total nilai transaksi Rp1,69 triliun ini merupakan bagian dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029.
PTPP berkomitmen untuk menata ulang portofolio bisnisnya dengan mengusung tema back to core, yakni upaya perseroan untuk kembali fokus pada bisnis inti di bidang konstruksi gedung, infrastruktur, dan EPC.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo menyampaikan bahwa seluruh rangkaian divestasi dilakukan untuk menyelaraskan strategi perusahaan untuk kembali ke bisnis inti konstruksi, serta memperkuat penyehatan keuangan.
“Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan fokus operasional, memperbaiki arus kas perseroan, serta menurunkan beban usaha,” pungkas Joko saat dihubungi Bisnis pada Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, dengan portofolio yang lebih sehat dan efisien, PTPP dapat mendorong kinerja yang lebih kuat, adaptif, serta berkelanjutan ke depan.
Manajemen, dalam keterbukaan informasi, turut menyebutkan dana hasil divestasi akan menambah likuiditas karena berkurangnya utang sekaligus meningkatkan profitabilitas melalui pengurangan beban keuangan. Di sisi lain, langkah ini memberi ruang PTPP untuk fokus pada lini bisnis utama.
Dengan strategi tersebut, PTPP berupaya memperkuat arus kas operasional dan meningkatkan efisiensi beban usaha di tengah penurunan kinerja keuangan per kuartal III/2025. Pada periode ini, PTPP mencatat laba bersih Rp5,55 miliar, dengan pendapatan turun 23,33% secara tahunan menjadi Rp10,73 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber Bisnis, edit koranbumn















