Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Muhammad Abdul Ghani mengatakan giling tebu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada masa New Normal seperti sekarang, kegiatan operasional dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Prosedur yang dilakukan yakni pemberlakuan physical distancing, cek suhu tubuh, wajib menggunakan masker, dan cuci tangan guna melindungi keselamatan karyawan pabrik gula dan kalangan petani. “Semaksimal mungkin kami tetap menjaga jarak aman dengan menghindari bergerombol dan menerapkan protokol kesehatan,” kata Ghani.
Dalam pelaksanaan tebang, muat, angkut (TMA), lanjut Ghani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Grup mengutamakan tenaga asli daerah. Apabila pabrik gula mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka yang bersangkutan harus membawa surat keterangan sehat bebas Covid-19 (nonreaktif) asli serta harus tinggal di asrama atau barak yang disediakan.
“Dalam evaluasi tahun lalu, banyak hal yang harus dibenahi agar kinerja seluruh PTPN Gula dalam musim giling tahun ini bisa memberi kontribusi profit ke perseroan,” ucap Ghani.
Ghani berharap terobosan dan strategi bisnis mampu menjawab tantangan menjamurnya pabrik gula swasta dan menurunnya area tebu. Ia juga mengharapkan situasi pendemi saat ini tidak menghalangi pencapaian target produksi gula dalam musim tahun kali ini.
Ghani optimistis keberadaan program revitalisasi berupa modernisasi dan penambahan kapasitas pabrik gula di PTPN Grup menjadi momentum tepat untuk uji coba performa pabrik dalam memproduksi gula kristal putih untuk kebutuhan nasional.
Sumber Republika, edit koranbumn