PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menerima kunjungan kerja Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) di Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara IX – Semarang, Rabu (22/6).
Dalam acara kunjungan kerja tersebut, selain Direksi PT Perkebunan Nusantara, turut serta hadir Asisten Deputi bidang Perkebunan & Kehutanan Kementerian BUMN – Rachman Ferry Isfianto dan Direktur PT Sinergi Gula Nusantara.
M. Abdul Ghani – Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III dalam paparannya menjelaskan upaya mendorong industri komoditas serta optimalisasi asset- asset dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. “Dalam RJPP 2022 – 2026 Holding Perkebunan akan melakukan integrasi Grup PTPN kedalam 3 (tiga) Sub Holding yaitu PalmCo, SugarCo (PT Sinergi Gula Nusantara) dan Supporting Co” jelas M. Abdul Ghani dalam paparannya.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, Palm Co sebagai program integrasi PTPN yang mengintegrasikan industri hulu dan hilir kelapa sawit PTPN menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan target luas areal sebesar 706 ribu ha pada tahun 2026, menghasilkan 1,8 juta ton olein/tahun (+/- 30 % dari konsumsi domestik) dan 433 ribu ton Biodiesel/tahun.
Selanjutnya Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara) merupakan entitas yang mengkonsolidasikan 36 PG. melalui Kemitraan strategis memiliki target berkontribusi dalam pencapaian swasembada gula nasional dengan target produksi gula tahun 2026 sebanyak 1,8 juta ton/tahun.
Sedangkan Supporting Co difokuskan untuk mengelola bisnis Grup PTPN selain komoditi gula dan kelapa sawit dengan fokus kepada penguatan komoditas teh dan kopi serta pengembangan model bisnis baru berbasis optimalisasi aset.
Anggota Komisi VI DPR RI yang dipimpin oleh Adisatrya Suryo Sulisto, menilai program yang dicanangkan oleh Holding Perkebunan salah satunya adalah sinergi PTPN dengan Perhutani untuk memaksimalkan berapa lahan yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi gula sudah cukup baik, lebih lanjut anggota Komisi VI meminta Holding Perkebunan untuk fokus pada target efisiensi pabrik serta peningkatan produksi dan kualitas khususnya komoditas gula.