PT Perkebunan Nusantara menilai program biodiesel yang tengah dilakukan pemerintah bisa menghilangkan sentralisasi di Indonesia.
Direktur Utama PTPN M. Abdul Ghani mengungkapkan melalui program biodiesel maka penduduk Indonesia tidak akan mengalami kelangkaan bahan bakar. Sebab di Indonesia sudah sangat banyak kebun kelapa sawit rakyat dan korporasi.
Progam biodiesel adalah menggunakan bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, kacang tanah dan lain-lain.
Dia mengungkapkan di Indonesia terdapat 14 juta hektare lahan kelapa sawit. Lahan sawit tersebut tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia masih menerapkan program B30, akan tetapi telah ada uji coba kendaraan dari Medan-Jakarta dengan menggunakan B50.
“Kami ada lembaga penelitian dengan B50, dan kami bersama pusat riset perkebunan melakukan transformasi dari CPO dengan satu rekayasa maka bisa menjadi 100 persen biodiesel,” ungkapnya, Sabtu (7/3/2020).
Ghani mengungkapkan kendaraan yang diuji telah menggunakan bahan bakar dengan campuran 50 persen minyak sawit dan tidak mengalami kendala apapun. Dia meyakini biodiesel dapat menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan sumber daya alam dan menciptakan kesejahteraan.
Dia mengungkapkan bahwa pemimpin yang bijak sangat dibutuhkan di Indonesia untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan. Cara yang ditempuh untuk menciptakan pemerataan bisa melalui program biodiesel.
Pada tahun lalu, Indonesia telah melakukan road test B50 di dua mobil mesin diesel, dengan menempuh perjalan Medan-Jakarta sepanjang 2.300 km. Sebelumnya, dokter dari Tsukuba University Japan menggunakan B50 dan B20 untuk penghasilan untuk konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang berbeda.
Hasil dyno test menunjukkan bahwa power mobil yang menggunakan B50 sekitar 4 persen lebih rendah dibandingkan pada mobil yang menggunakan B20. Dari sisi konsumsi bahan bakar, mobil uji yang menggunakan B50 sedikit lebih boros dibandingkan dengan mobil yang menggunakan mobil kontrol B20. Jika satu mobil mobil uji hanya sejauh 10,61 km per satu liter, maka mobil kontrol bisa mencapai 10,86 km.
Sumber Bisnis, edit koranbumn