Anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) berupaya meningkatkan produktivitas para sawit para petani melalui penyiapan bibit sawit unggul bersertifikat hingga percepatan peremajaan sawit rakyat. Hal ini dilakukan juga untuk mengamankan keberadaan minyak goreng dalam negeri.
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa mangatakan bahwa pihaknya memproduksi crude palm oil atau minyak sawit mentah sebesar 574.795 ton sepanjang 2021.
Produksi tersebut meningkat 30.776 ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 544.019 ton. Peningkatan produksi CPO PTPN V sepanjang 2021 lalu tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengamankan pasokan bahan baku minyak goreng nasional.
“Dari total produksi CPO PTPN V, 99 persen diperuntukkan untuk kebutuhan dalam negeri dan 87 persen diantaranya atau sebanyak 500.032 ton memang diperuntukkan ke produsen yang menjadikan minyak goreng sebagai salah satu produk utamanya,” kata dia.
Jatmiko menargetkan pada 2022 ini, 100% produksi CPO PTPN V yang ditargetkan mencapai 612.914 ton diserap untuk kebutuhan dalam negeri. Sepanjang tiga tahun terakhir, PTPN V terus fokus meningkatkan produksi CPO melalui pendekatan program transformasi dan digitalisasi yang diusung ke seluruh lini.
Peningkatan produksi tersebut dibarengi dengan meningkatnya angka produktivitas CPO PTPN V sebesar 5,45 ton per hektare atau yang tertinggi kedua setelah induk perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero).
Selain CPO, sejumlah produk PTPN V juga mengalami lonjakan produksi. Seperti palm kernel atau inti sawit yang tercatat mencapai 114.038 ton, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 107.852 ton.
Begitu juga dengan produk minyak inti sawit yang tercatat sebesar 47.362 atau meningkat 2.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 45.148 ton.Hal yang sama turut terjadi pada produk palm kernel mill atau ampas inti sawit yang tercatat 64.323 ton pada 2021, atau meningkat sekitar 4.000 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Seluruh produksi itu berasal dari pengolahan sebanyak 2,67 juta ton tandan buah segar (TBS), dengan rincian 1,7 juta ton TBS berasal dari kebun inti perusahaan sementara 35 persen lainnya berasal dari pasokan para petani.
Ia menuturkan tingkat rendemen atau perolehan persentase minyak sawit yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS kebun inti PTPN V menjadi CPO sebesar 22,67%, atau meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 22,55%.
“Pada 2021, produktivitas TBS kita juga mengalami peningkatan dengan total produksi TBS kebun inti 1,7 juta ton atau meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,5 juta ton,” ujarnya.
Lebih jauh, PTPN V juga tercatat turut menyerap tandan buah sawit para petani, baik plasma maupun swadaya, dengan total mencapai 959.495 ton TBS sepanjang 2021 atau 35 persen TBS olah. Dengan angka serapan yang cukup tinggi itu, maka Jatmiko mengatakan PTPN V memiliki perhatian besar dalam meningkatkan produktivitas TBS para petani.
Sejumlah program diusung perusahaan perkebunan plat merah itu untuk mewujudkan hal tersebut. Diantaranya dengan mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) serta menyiapkan bibit unggul bersertifikat.
“Sebagai perusahaan milik negara dengan salah satu tujuan awal berdirinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kami berharap kinerja yang baik selama tiga tahun terakhir dapat terus ditingkatkan pada 2022 ini sehingga bisa menjadi positive driver untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan perkebunan yang berkontribusi pada percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tutupnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn