Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya PTPN V terus melanjutkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Hingga tahun 2023, PTPN V menargetkan mereplanting hingga 21.000 Hektare (Ha) kebun sawit plasma.
Adapun hingga awal tahun 2021 sudah terealisasi 9.894 Ha. Ini menjadi realisasi PSR terluas yang dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan Negara sampai sekarang.
Sementara hingga tahun 2025, PTPN V menargetkan dapat membantu peremajaan dan konversi sawit rakyat seluas 23.000 Ha. Produktivitas seluruh sawit yang diproduksi oleh kebun yang bermitra dengan perusahaan saat ini tercatat jauh di atas standar nasional.
Program peremajaan sawit rakyat juga menjadi momentum mengganti tanaman sawit dengan jenis tanaman yang lebih unggul. Sehingga, PTPN V turut menyiapkan tujuh sentra pembibitan sawit unggul di seluruh Riau.
Keberadaan sawit bersertifikasi itu juga menjadi jawaban bagi para petani sawit di Riau dalam menghadapi dilema keberadaan bibit palsu.
Menurut Jatmiko, angka tersebut masih dapat terus ditingkatkan mengingat perusahaan memiliki 56.600 Ha plasma yang tersebar di 6 Kabupaten di Riau.
“Dari 56.600 Ha itu, seluas 21.000 Ha atau 38% telah menandatangani kerja sama peremajaan bersama PTPN V hingga 2023. Sementara itu, 17.500 Ha atau 31% telah diremajakan secara mandiri oleh petani. Sisanya 31% lagi masih belum bersedia diremajakan,” ungkapnya.
PTPN V pun menyiapkan empat program percepatan peremajaan sawit rakyat. Pertama adalah pola single management, kedua penyediaan bibit unggul bersertifikat, ketiga kemitraan swadaya yang siap sebagai off taker, dan terakhir, pemberdayaan KUD untuk menjadi calon mitra teknis para petani.
Pada 26 November 2021 lalu, PTPN V untuk pertama kalinya menyediakan dan melepas bibit sawit unggul bersertifikat kepada para petani di Koperasi Unit Desa (KUD) Mojopahit Jaya, Desa Sari Galuh, Kampar, Provinsi Riau. Dalam kegiatan ini dilakukan tanam perdana di lahan petani seluas 879 Ha
Tercatat mulai 2020 hingga akhir November 2021 ini, sebanyak 1,1 juta dari total 1,4 juta bibit telah dibeli oleh petani sawit swadaya.
Dalam kunjungannya ke KUD Mojopahit Jaya, Menteri BUMN juga memberikan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui program pendanaan UMK bagi 33 petani plasma PTPN V sebesar Rp2,5 miliar.
Sementara itu, Direktur Utama PTPN III M Abdul Ghani Peremajaan Sawit Rakyat yang dijalankan PTPN V merupakan dukungan penuh dari PTPN Group yang telah menjadi salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit, dengan menjaga luasan lahan, agar perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara optimal, sekaligus untuk menyelesaikan masalah legalitas lahan yang terjadi demi peningkatan kesejahteraan petani sebagai mitra strategis.
Ghani menambahkan bahwa peremajaan perkebunan sawit masyarakat mendesak untuk dipercepat mengingat tingginya disparitas produktivitas antara petani dan korporasi.
“Sebagai perbandingan produktivitas CPO (Crude Palm Oil) petani hanya berkisah 3 ton CPO/Ha/tahun. Sementara di perusahaan itu mencapai 5-7 ton CPO/Ha/tahun. Ini yang menjadi pertimbangan kita agar proses peremajaan perlu diakselerasi,” tambah Ghani.
Dia mengatakan, sebanyak 212.396 Ha perkebunan sawit rakyat atau plasma yang bermitra dengan Perkebunan Nusantara Group di seluruh penjuru Indonesia menghadapi persoalan serupa.
Sehingga, ia pun mendorong Holding Perkebunan Nusantara untuk terus aktif melakukan peremajaan sawit rakyat di lingkungan perusahaan. Untuk periode 2019-2022, PTPN III menargetkan peremajaan sawit seluas 42.182 Ha.
Sumber Kontan, edit koranbumn