PT PP Tbk (PTPP) bersama dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) terus mempercepat proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang fase 1 seluas 450 hektare (ha). PTPP memerlukan pendanaan Rp 1,2 triliun untuk investasi pembangunan KIT batang fase 1.
Dalam pengembangan KIT Batang tahap 1 ini akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun tol KM 371+800, jalan sekunder sepanjang 11,4 km, jalan utama sepanjang 5,2 km, marketing gallery, perluasan stasiun dan dryport, jaringan listrik, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL Sampah.
Corporate Secretary PTPP Yuyus Juarsa mengatakan, untuk investasi pembangunan KIT batang fase 1 diperlukan pendanaan kurang lebih sebesar Rp 1,2 triliun. Dana ini diharapkan dari investor dan juga pendanaan internal. “Mengenai pembagian saham, PTPP memiliki share sebesar 35%,” ujar Yuyus Juarsa
Salah satu investor yang digaet adalah Wavin BV, produsen pipa asal Belanda yang akan berinvestasi di Indonesia senilai US$ 125 juta atau Rp 1,7 triliun dengan target produksi pada tahun 2022.
“Mengenai investor yang akan masuk ke KIT Batang, sementara pemasaran dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) sudah terkonfirmasi tenant yang akan letter of intent (LoI) sebesar 950 ha. Namun, tenant-tenant tersebut masih confidential kecuali Wavin,” jelas Yuyus.
Yuyus menjelaskan, sesuai pentahapan, fase 1 disiapkan 450 ha untuk tenant masuk dan mulai pembangunan di awal 2021. Sementara untuk fase berikutnya di cluster 3.100 ha akan siap dimulai 2022 dimana pembangunan instruktur dasar didanai oleh APBN 2021.
Saat ini, PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan marketing gallery.
Adapun pekerjaan lapangan yang tengah dilakukan oleh PTPP, antara lain pembangunan jalan akses sementara telah mencapai progres sebesar 90%, clearing & grubbing zona 1 dengan progress sebesar 44,8%, cut & fill zona 1 dengan progress sebesar 1,32%, dan marketing gallery dengan progress sebesar 65%.
Sebagai informasi, KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 ha. Pengembangan kawasan yang terletak di koridor industri utara pulau Jawa ini didasarkan pada konsep The Smart & Sustainable Industrial Estate untuk merespon revolusi industry 4.0 di Indonesia maupun global.
Yuyus menyebut, untuk pasokan listrik KIT Batang sejauh ini direncanakan untuk di support oleh pembangunan jaringan listrik baru yang akan disupport oleh PLN.
Selain fokus kepada pembangunan KIT Batang, PTPP juga berencana mengembangkan Kawasan Industri Subang bersama dengan RNI, Jiep dan Pemda Subang. Tapi menurut Yuyus, hal tersebut baru perencanaan, pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai rencananya tersebut. “Masih perencanaan masterplan, sehingga masih perlu waktu untuk menghitung kebutuhan capex nya,” katanya.
PTPP juga telah menggenggam perolehan kontrak baru sampai dengan pekan ketiga November sebesar Rp 17,42 triliun.
Adapun proyek yang berhasil diraih PTPP antara lain Smelter Feronikel Kolaka Jalur 2,5,6 sebesar Rp 3,23 triliun, RDMP JO sebesar Rp 1,80 triliun, SPAM Pekanbaru-Kampar sebesar Rp 1,26 triliun, dan Bogor Heritage Apartment sebesar Rp 1,17 triliun.
Kemudian Sirkuit Mandalika sebesar Rp 817 miliar, Sport Centre Banten Rp 794 miliar, SGAR Alumina Rp 660 miliar, RDMP Reguler Rp 576 miliar, Jalan Kendari-Toronipa Rp 412 miliar, dan Bendungan Tiu Suntuk Paket II Rp 304 miliar.
Perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan yaitu gedung sebesar 26,18%, industri sebesar 22,98%, minyak dan gas sebesar 15,32%, jalan & jembatan sebesar 14,10%, irigasi sebesar 9,73%, pembangkit listrik sebesar 6,47%, bendungan sebesar 2,36%, bandara sebesar 2,09%, dan jalur kereta sebesar 0,78%.
Pekan lalu, PTPP juga telah menandatangani proyek-proyek baru yang berhasil diraih yaitu penandatanganan pembangunan Smelter Feronikel Kolaka Jalur 2,5,6 sebesar Rp 3,23 triliun dan Pekerjaan Fasilitas Sisi Udara Bandara Siboru Fak Fak sebesar Rp 364 miliar.
“PTPP masih terus mengejar perolehan kontrak baru di tahun ini untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Manajemen masih optimis untuk bisa mencapai target 2020,” pungkas Yuyus.
Sumber Kontan, edit koranbumn