Emiten BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk telah menyetor modal ke perusahaan patungan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang senilai Rp17,5 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT PP Yuyus Juarsa menyampaikan perseroan bersama PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Perkebunan Nusantara IX, dan Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha Kabupaten Batang telah melakukan penyertaan saham ke perusahaan patungan PT Kawasan Industri Terpadu Batang.
“Pementukan usaha patungan ini turut menunjang kegiatan usaha perseroan di mana perseroan akan memeroleh recurring income dari penyertaan tersebut sehingga memperkuat keuangan perseroan,” tulis Yuyus dalam keterbukaan informasi, Rabu (16/12/2020).
Adapun, modal dasar untuk PT Kawasan Industri Terpadu Batang dinyatakan senilai Rp200 miliar. Sementara modal yang telah ditempatkan dan disetor senilai Rp50 miliar.
Di dalamnya emiten dengan kode saham PTPP ini menggenggam sebanyak 35 persen dari modal ditempatkan dan disetor atau setara dengan Rp17,5 miliar.
PT Kawasan Industri Wijayakusuma memiliki saham sebesar 30 persen atau setara dengan Rp15 miliar, PT Perkebunan Nusantara IX memiliki saham sebesar 25 persen atau setara dengan Rp12,5 miliar.
Sedangkan Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha Kabupaten Batang memiliki porsi saham sebesar 10 persen atau setara Rp5 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan pihaknya tengah mempersiapkan pematangan lahan di Batang, Jawa Tengah.
“Pelaksanaannya sedang dikebut penyelesaiannya supaya investor yakin untuk segera bisa masuk. PP berupaya penuh untuk menuntaskannya,” kata Novel kepada Bisnis.
Adapun, lahan di KIT Batang seluas 450 hektare disebut siap bertahap pada Desember 2020 dan Januari 2021. Setelah pematangan, Novel berharap infrastruktur di sana bisa segera dieksekusi.
KIT Batang memiliki keunggulan antara lain ketersediaan lahan yang luas, akses transportasi yang mudah karena terintegrasi dengan jalan tol Batang—Semarang, jalur kereta api, dan laut, yang selama ini tidak mengalami rob.
Tak hanya itu, konsorsium KIT Batang yang didalamnya termasuk PTPP juga tetap akan membangun akses jalur yang terintegrasi dengan jalur Pantura yang selama ini dikenal sebagai urat nadi perekonomian di Indonesia.
sumber Bisnis, edit koranbumn