Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong PT Pertamina (Persero) memulihkan ketersediaan dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa dan tsunami. Hal tersebut dinilai penting demi menggerakkan kembali roda perekonomian Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya yang terdampak bencana.
Tercatat, hingga 5 Oktober 2018 sebanyak 17 stasiun bahan bakar umum (SPBU) telah kembali beroperasi dimana sebanyak 12 SPBU di Palu 12, 4 SPBU di Donggala , dan 1 SPBU di Sigi. Selain itu, stok BBM dan elpiji di Donggala sudah kembali normal dengan rincian; premium 1.735 kiloliter (kl), solar 4.881 kl, avtur 134 kl dan elpiji 3 kg sebanyak 390.000 Kg. Adapun rincian volume penyaluran BBM dan elpiji telah mencapai; premium 379 kl, solar 114 kl, avtur 7.500 liter dan elpiji 21.900 kg.
“Dari hasil tinjauan Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno ke sejumlah SPBU di Palu beberapa waktu lalu, memang terlihat masih ada antrian. Sebab meski stok BBM sudah normal, nampaknya ada kepanikan di masyarakat sehingga membeli dalam jumlah banyak. Untuk itu kami meminta Pertamina tambah stok minimal tiga kali dari normal,” kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal.
Maka dari itu, lanjut Hambra, diharapkan masyarakat tidak perlu merasa khawatir akan kehabisan BBM karena stok sudah normal kembali. Kemudian Pertamina juga sudah menjalankan operasi pasar elpiji untuk menghindari lonjakan harga di atas eceran yang telah ditentukan.
Dalam menjamin pelayanan, sejauh ini Pertamina telah mengerahkan sebanyak 39 mobil tangki BBM (20 di Donggala, 17 di BBM penyangga dan 2 kiriman dari Jakarta), dua kapal tanker Pertamina yang membawa 1,2 juta liter Premium, 2,2 juta liter Solar dan 1,8 juta liter Avtur yang telah berada di pelabuhan Donggala.
Lalu, adapun 112 tabung elpiji 12 kg telah tersalurkan ke Dapur Umum Dinas Sosial, PLN, Yon Raider 3, Divisi 3/Kostrad dan Pemkot Palu. Sebanyak 23.405 liter solar terdistribusi ke BTS Telkom di seluruh Sulteng serta 7.995 liter oremium dan 43.127 liter solar telah terdistribusi ke rumah sakit, Basarnas, TNI, Bank, Pelni dan industri.
“Secara bertahap PLN juga telah berhasil mempercepat pemulihan sistem kelistrikan di sana, sehingga suplai energi pun perlahan bisa pulih kembali. Setelah ini diharapkan perekonomian Sulteng pun akan pulih seiring dengan proses rehabilitasi dan konstruksi,” jelasnya.
Begitu pula dengan layanan telekomunikasi. Di mana Telkom telah berhasil memulihkan sebanyak 1.486 BTS (Base Transceiver Station) atau setara dengan 54 Persen dari total 3.133 BTS yang down. Lalu, Backbone Metro, Backbone Radio, Transmisi Metro, dan Sistem Jaringan Akses GPON telah pulih 100 persen. Pada intinya, proses recovery total di Sulteng dan Sulbar sudah mencapai 54,96 persen dengan rincian; Palu 22,97 persen, Donggala 20,92 persen, Sigi 17,26 persen, Parigi Moutong 39,63 persen, dan Morowali 85,8 persen.
Di luar itu, bantuan logistik dari BUMN untuk para korban pun terus mengalir. Bantuan berupa makanan dan kebutuhan dasar lainnya seperti genset, emergency lamp untuk penerangan, selimut, handuk, pakaian, tenda, obat-obatan dan lain sebagainya.
“Bahkan, kemarin BUMN mengirimkan bantuan logistik menggunakan armada bantuan Airbus A400M milik Royal Malaysian Airforce. Bantuan yang dikirimkan yakni 2 mobil tangki BBM dispenser ukuran 5 kl pada 4 Oktober 2018 dan 1 mobil tangki BBM dispenser 5 kl pada 5 Oktober 2018. Di samping itu juga membawa kargo makanan dan minuman,” imbuh Hambra.
Sumber Kementerian BUMN / pressrelease.id