PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meraih persetujuan atas proposal perdamaian melalui voting yang merupakan bagian dari proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
PT Angkasa Pura II, selaku pengelola 20 bandara di Indonesia, akan terus mendukung dan berkolaborasi dengan Garuda dalam mengakselerasi pemulihan sektor penerbangan serta menjaga konektivitas udara di Tanah Air.
“Hasil yang diraih Garuda menjadi kabar positif khususnya bagi sektor penerbangan nasional. AP II selalu mendukung dan berkolaborasi dengan Garuda untuk membawa sektor penerbangan nasional terus tumbuh memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar President Director AP II Muhammad Awaluddin.
Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra menyampaikan terima kasih kepada AP II atas dukungan yang diberikan kepada Garuda.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menuturkan bahwa hasil positif yang diraih Garuda merupakan buah dari dukungan seluruh pihak.
“Kami tidak lupa menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang terus percaya pada Garuda Indonesia, khususnya di masa yang penuh tantangan ini untuk memberikan pelayanan penerbangan terbaik,” ujar Menteri BUMN.
Adapun AP II dan Garuda akan memperkuat sinergi dan kolaborasi pada 3 aspek guna mendukung operasional dan bisnis secara berkelanjutan guna memberikan pelayanan terbaik.
Tiga aspek itu adalah:
1. Operating efficiency (operasional yang efisien)
AP II dan Garuda tengah dalam pembahasan untuk memperkuat penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) di Bandara Soekarno-Hatta.
“AP II dan Garuda bersinergi untuk memperkuat dan menerapkan secara penuh A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta. Penerapan A-CDM dapat menghasilkan penghematan operasional bagi Garuda, khususnya terkait efisiensi bahan bakar pesawat,” jelas Muhammad Awaluddin.
Melalui A-CDM di bandara AP II, tingkat kongesti di apron dan taxiway Bandara Soekarno-Hatta dapat diturunkan yang kemudian berdampak pada lebih singkatnya waktu taxi bagi pesawat, antrian lebih pendek untuk take off dan landing, sehingga berujung pada penghematan bahan bakar pesawat.
“A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta menurunkan biaya operasional bandara dan maskapai termasuk Garuda sehingga mendukung penerbangan yang lebih optimal, efisiensi, termasuk optimalisasi penggunaan pesawat,” papar Muhammad Awaluddin.
2. Customer Experience (pengalaman pelanggan)
AP II dan Garuda bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan seamless journey experience termasuk tengah menyiapkan customer experience terbaik di titik transit dari rute internasional ke rute domestik di Bandara Soekarno-Hatta.
“Sinergi AP II dan Garuda memberikan customer experience padai titik transit penumpang pesawat yang datang dari luar negeri untuk melanjutkan penerbangan rute domestik ini memperkuat layanan Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik,” jelas Muhammad Awaluddin.
Sinergi dan kolaborasi ini melanjutkan apa yang sudah dijalankan AP II dan Garuda dalam menghadirkan customer experience terbaik, salah satunya adalah tersedianya mesin self check-in di Terminal 3.
3. Business Enhancement (pengembangan bisnis)
Sinergi dan kolaborasi AP II dan Garuda juga akan dilakukan dalam pembukaan rute-rute domestik. AP II akan menjamin ketersediaan slot time penerbangan bagi maskapai yang akan membuka kembali rute-rute penerbangan.
“Saat ini sektor penerbangan nasional tengah memasuki periode pemulihan sejalan dengan penanganan pandemi yang baik. Cukup banyak rute-rute penerbangan mulai kembali dibuka oleh maskapai setelah sempat ditutup karena pandemi dan banyak juga penambahan frekwensi di rute yang sudah dibuka. Kami memastikan akan memberikan slot time penerbangan kepada Garuda, termasuk jika diperlukan penyesuaian operasional,” jelas Muhammad Awaluddin.
Terkait pengembangan bisnis, AP II dan Garuda juga berkolaborasi di PT Gapura Angkasa, perusahaan yang bergerak di jasa ground handling. Saat ini AP II memegang 46,62% saham di Gapura Angkasa, sementara Garuda memegang 45,62% saham Gapura Angkasa.
Muhammad Awaluddin mengatakan sejumlah rencana ekspansi telah disiapkan untuk Gapura Angkasa sebagai upaya pengembangan bisnis dan mendukung sektor penerbangan nasional.
“Gapura Angkasa didorong untuk memberikan nilai tambah dan berkontribusi semakin baik bagi pemegang sahamnya termasuk AP II dan Garuda.”
”Bisnis Gapura Angkasa diperluas untuk menciptakan pendapatan baru dari bisnis baru (new wave business), dari saat ini mayoritas datang dari jasa ground handling akan diperluas juga ke passenger services, infrastructure services, cargo serta special cargo handling,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Sinergi dan kolaborasi AP II dan Garuda ini diharapkan dapat mendukung dan mengakselerasi pemulihan sektor penerbangan nasional.