Program Agro-Solution PT Pupuk Indonesia (Persero) telah diimplementasikan di 5.838 hektar lahan di berbagai wilayah di Indonesia. Perseroan sendiri menargetkan program Agro-Solution pada 2021 dapat dilaksanakan di 25 ribu hektare lahan pertanian, baik itu padi, jagung maupun komoditi lainnya.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman dalam acara Panen Padi Agro-Solution di Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Kamis (10/12). Acara ini juga dihadiri Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, dan Ketua KTNA Banyuwangi Michael Edy Hariyanyo.
Menurut Bakir, sejak Agro-Solution ditetapkan sebagai program nasional pada November lalu, para produsen Pupuk yang lain telah bergerak cepat memulai menjalankan program Agro-Solution ini disejumlah wilayah. Tujuan program ini adalah meningkatkan produktivitas pertanian melalui penyediaan input pertanian, permodalan, akses terhadap offtaker dan juga asuransi, sehingga mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi.
“Khusus di Banyuwangi ini, Program Agro-Solution menggunakan pupuk dengan formula 16-16-16, ditambah dengan kawalan teknologi sehingga hasilnya dapat meningkat. Diharapkan program ini bisa diimplementasikan di seluruh kecamatan di Banyuwangi,” kata Bakir dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (10/12).
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi mengatakan, di Desa Bubuk, Rogojampi, Banyuwangi, Agro Solution dilaksanakan di atas lahan seluas 4 hektare, dengan peningkatan hasil panen mencapai 76 persen dari sebelumnya. Peningkatan hasil produksi tersebut melihat total panen yang mencapai 8,8 ton per hektare, atau naik 3,8 ton dari sebelumnya 5 ton per hektare. Lokasi ini merupakan pilot project untuk Kabupaten Banyuwangi, dengan target realisasi keseluruhan mencapai 146 hektare untuk komoditas padi dan jagung yang tersebar di 11 Kecamatan.
“Saat ini tengah disiapkan Agro Solution tahap 2 seluas 7 hektare dan target peningkatan produktivitas minimal sama dengan panen kali ini,” ungkap Rahmad.
Rahmad menyampaikan Agro-Solution merupakan program yang diprakarsai Pupuk Kaltim. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Program ini juga dimanfaatkan untuk uji coba teknologi i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim guna memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di daerah tersebut.
“Kini, Agro-Solution telah dilaksanakan di banyak wilayah oleh seluruh produsen pupuk yang tergabung dalam holding Pupuk Indonesia,” ucap Rahmad.
Pupuk Kujang berfokus di Jawa Barat dan sebagian wilayah di Jawa Tengah. PT Pupuk Kaltim di sebagian Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. PT Pupuk Sriwidjaja di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, dan Bangka Belitung. Kemudian, PT Petrokimia Gresik di sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, dan Bali.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun mengapresiasi program tersebut. Bupati Azwar Anas menilai sinergi ini cukup tepat untuk memecahkan masalah pertanian yang ada saat ini. Salah satunya memang perlu ada solusi dalam mengurangi ketergantungan petani terhadap masalah pupuk bersubsidi.
“Harapan ke depan Agro-Solution bisa bermanfaat banyak bagi sektor pertanian. Kami menyambut baik inovasi Pupuk Indonesia ini, ke depan bisa jadi alternatif. Program yang sukses bisa menjadi contoh bagi petani lain,” ujar Azwar.
Ketua KTNA Banyuwangi, Michael Edy Hariyanyo berpandangan Agro-Solution merupakan solusi bagi permasalahan pupuk bersubsidi. “Agrosolution adalah solusi dari permasalahan pupuk. Penghasilan petani meningkat karena panennya meningkat, sehingga petani tdk lagi tergantung pada pupuk subsidi. Marilah para petani lain ikut mencoba program Agrosolution,” kata Michael.
Sumber Republika, edit koranbumn