Kapal Cepat Rudal (KCR) 60m yang nantinya akan disematkan gelar KRI Kapak-625 dan KRI Panah-626, telah dinyatakan siap untuk memperkuat jajaran pertahanan maritim Indonesia. Keberhasilan tersebut didasari oleh kelulusan dalam serangkaian penilaian terhadap kelaikan dan kesiapan kapal sesuai dengan amanat kontrak.
Sebelumnya, KCR 60m Kapak-625 dan Panah-626 telah sukses mengikuti uji kelaikan Harbour Acceptance Test (HAT) dan Sea Acceptance Test (SAT), hingga Life Firing Test (LFT). Secara umum, KCR 60m ke 5 dan ke 6 ini telah berhasil melalui pengujian platform kapal hingga sistem persenjataannya.
“Kapal Cepat Rudal ini merupakan kebanggaan bagi kami, mengingat dari proses desain, pembangunan, hingga instalasi persenjataan dilakukan oleh industri dalam negeri, yakni PT PAL. Sekaligus menjadi bukti akan kemampuan Indonesia dalam mewujudkan kemandirian pembangunan kapal perang” ujar Sekretaris Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Heru Sudarminto, setelah menerima paparan kesiapan Commodore Inspection di Gedung PIP PT PAL Indonesia.
Terkini, KCR 60m Kapak-625 dan Panah-626 kembali dinyatakan lulus dalam Commodore Inspection, ini merupakan pengujian terakhir oleh para perwira tinggi dari Kementerian Pertahanan RI dan Mabes TNI AL yang dijadwalkan pada tanggal 10 April – 11 April 2023. Dalam pengujian tersebut, kedua KCR 60m ini mampu mencapai kecepatan lebih dari yang diamanatkan dalam kontrak. Performa kapal dinilai jauh lebih baik dibandingkan dengan batch terdahulu.
“Kapal Cepat Rudal 60m ke-5 dan ke-6 di desain sesuai dengan karakter perairan di Indonesia yang tentunya merupakan jawaban atas kebutuhan Kementerian Pertahanan. Saat ini PT PAL telah menyiapkan KCR generasi terbaru dimana spesifikasi yang ditawarkan yakni bentuk lambung kapal yang lebih fleksibel, radar protection yang lebih maju, serta mampu mencapai kecepatan hingga 40 knot. Sehingga akan sangat sesuai dengan fungsi operasinya yakni hit and run” ungkap Iqbal Fikri selaku Chief Operating Officer yang turut hadir dalam rangkaian Commodore Inspection.
Agenda Commodore Inspection dilaksanakan di perairan utara Surabaya dan dihadiri 5 Perwira Tinggi beserta jajaran dari Kementerian Pertahanan RI maupun Mabes TNI AL yang dipimpin oleh Sekertaris Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Heru Sudarminto.
Sebagai tahapan akhir dalam pengadaan dua unit KCR 60m, dari platform hingga instalasi dan integrasi sistem senjata, Commodore Inspection ini berlangsung secara lancar. Kondisi tersebut menandakan kesiapan KCR 60m Kapak-625 dan Panah-626 dalam menuju proses serah terima yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini.
Commodore Inspection menetapkan beberapa indikator kesuksesan yang terdiri atas rangkaian uji fungsi sistem, sensor dan senjata, uji kecepatan dan stabilitas kapal, serta uji kelaikan sistem kapal. Dimana hal ini diwujudkan melalui penandatangan berita acara antara PT PAL Indonesia dengan Kementerian Pertahanan RI.
“Kapal Cepat Rudal generasi ini sudah mengalami banyak perubahan signifikan, dari penataan ruang-ruang sudah jauh lebih bagus dan proporsional jika dibanding dengan generasi sebelumnya. Sangat bagus” ujar Kadismatal Laksma TNI Suryaman yang turut hadir dalam Commodore Inspection.
Agenda ini juga turut dihadiri oleh jajaran pemangku kepentingan perusahaan diantaranya Komisaris Independen, Cut Meutia Adrina, Kapuskod Baranahan dan jajaran Kemhan RI, Kadismatal, Kadisopslatal, Kadisadal dan jajaran Mabes TNI AL selaku end user, serta SEVP dan jajaran managemen PT PAL Indonesia.
Sebagai Komisaris independen, Cut Meutia Adrina turut terjun langsung dalam rangkaian proses produksi KCR 60m ke-5 dan ke-6 bahkan hingga memasuki tahap Commodore Inspection kali ini. “Kami sampaikan apresiasi untuk jajaran BoD dan seluruh insan PAL atas keberhasilan Commodore Inspection ini. Hasil Commodore Inspection kali ini merupakan bukti akan peningkatan kapabilitas produk KCR 60m. Hal ini selaras dengan amanat Kementerian BUMN yakni untuk mengedepankan ketepatan mutu. Sebagai state of the art, KCR 60m ke-5 dan ke-6 juga menjadi bukti akan kapasitas bidang sarana dan prasarana produksi, serta didukung dengan kemampuan penguasaan teknologi bagi SDM PAL khususnya dalam menjalankan network centric warfare” pungkas Cut Meutia.
Sumber PAL, edit koranbumn