PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) masih berupaya merampungkan proses restrukturisasi. Paralel dengan itu, WSBP gencar membidik proyek-proyek infrastruktur di luar negeri bersama induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Sekretaris Perusahaan Waskita Beton Precast, Fandy Dewanto mengatakan, proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebagai bagian dari restrukturisasi tidak mengganggu operasional WSBP. Hanya saja, program kerja strategis seperti divestasi pabrik belum bisa berjalan lantaran harus menunggu PKPU.
“Kami roadshow ke kreditur dan vendor, responnya positif. Di pertengahan Mei voting. Terakhir 24 Mei mudah-mudahan tidak diperpanjang lagi, bisa keluar dari PKPU dan bisnis normal lagi,” ujar Fandy saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/4).
Sembari merampungkan restrukturisasi, pada tahun ini WSBP juga berharap bisa memperbaiki kinerja keuangan dengan memangkas kerugian. WSBP mengincar pendapatan sekitar Rp 3,7 triliun.
Dari kontrak baru yang sedang diincar tahun ini, WSBP optimistis bisa mengantongi Rp 3,5 triliun. Selain dari proyek-proyek jalan tol Waskita Karya, WSBP juga membidik proyek di luar negeri.
Proyek yang sedang dijajaki WSBP adalah pembangunan infrastruktur jalan di Sudan Selatan. Proyek ini akan digarap bersama konsorsium Waskita Karya dan Pertamina.
Dari proyek tersebut, WSBP mengincar dana yang cukup jumbo. “Di kuartal pertama masih belum banyak. Yang besar dari proyek Sudan Selatan, kami lihat nanti di kuartal kedua akhir atau awal kuartal ketiga,” ujar Fandy.
WSBP pun gencar menjajaki pasar luar negeri mengikuti Waskita Karya yang menyasar pasar Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain Sudan Selatan, sasaran lainnya adalah beberapa proyek di Timor Leste.
“Nilainya masih kecil, buat kami yang penting masuk pasarnya dulu, karena peraturan di setiap negara berbeda. Cari pengalaman, kebanyakan di proyek infrastruktur,” kata Fandy.
WSBP juga sedang gencar melakukan diversifikasi produk dengan menggarap prefabrikasi untuk bangunan precast. Fandy menyebut, pasar dari segmen ini diprediksi akan naik dengan adanya proyek Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.
“Nanti bisa terpakai di IKN, karena pembangunan cepat, nanti bangunan precast banyak demand-nya. Misalnya bisa untuk rumah PNS,” ujar Fandy.
Direktur HCM, Sistem dan QHSE Waskita Beton Precast, Subkhan, juga optimistis target kontrak baru WSBP tahun ini bisa tercapai. Selain mengamankan proyek-proyek jalan tol dari Waskita Karya, WSBP juga gencar menggarap proyek dari swasta.
“Target kami di tahun ini selain menyelesaikan proyek strategis infrastruktur, juga mengembangkan inovasi prefabrikasi. Ini sudah trial di ratusan rumah di Kupang dan Lombok pasca gempa, juga lagi jalan dengan swasta,” terang Subkhan.
Adapun untuk memuluskan rencana kerja di tahun ini, WSBP menganggarkan belanja modal (capex) untuk pengembangan sejumlah pabrik serta pembangunan dermaga agar bisa memuluskan pasokan ke luar Jawa.
“Tapi masih tergantung hasil restrukturisasi di bulan Mei,” tandas Fandy
Sumber Kontan, edit koranbumn