Serapan belanja modal atau capital expenditure (Capex) IT perbankan semakin maksimal di tengah pandemi Covid-19. Kondisi yang mempercepat adaptasi digital membuat bank semakin memperkuat layanan digitalnya dan juga keamanan sistem digital tersebut.
Hal itu salah satunya diakui oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Serapan capex perseroan selama September -Oktober mencapai di atas 50% dari anggaran perseroan. Tahun ini, BTN menganggarkan capex sekitar Rp 500 miliar.
“Dengan adanya pandemi memang serapan capex lebih maksimal dibanding tahun lalu,” kata Andi Nirwoto, Direktur Operation, IT & Digital Banking BTN
Ia menjelaskan, sebagian besar serapan capex itu digunakan untuk mengupgrade kapasitas infrastruktur/server baik untuk melayani area core application (corebanking) maupun area surrounding application seperti middeware, e-Loan, mobile banking, API Management.
Sementara serapan di luar infrastruktur digunakan untuk pengembangan di area deliver channels seperti mobile banking, internet banking, cash management, merchant acquiring, property portal dan area digital channels lainnya.
Untuk penguatan layanan digital, lanjut Andi, BTN sedang memperkuat pengembangan channel-channel digital seperti mobile banking, cashless withdrawl, property portal dan BTN virtual branch.
“Layanan Online On Boarding juga sedang dalam proses perijinan ke OJK untuk mempermudah customer mendapatkan layanan secara digital dari BTN. Kemudian pengembangan API management dan digital channel lainnya,” kata Andi.
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)h mencatatkan serapan belanja IT sebesar Rp 959 miliar per September 2020. Itu meningkat 9,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Manajemen BNI dalam materi presentasi laporan keuangan kuartal III mengatakan, pertumbuhan serapan belanja IT tersebut didukung oleh berbagai inisiatif digital banking yang menjadi tumpuan bisnis perseroan di tengah pademi ini.
Sumber KOntan, edit koranbumn