PT Angkasa Pura II (Persero) menginjak usia ke-37 tahun pada 13 Agustus 2021. Sejarah lahirnya AP II diawali dari dibentuknya Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng pada 1984. Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng kemudian berganti nama menjadi Bandara Soekarno-Hatta yang pada 1985 membuka 1 terminal yakni Terminal 1. Lalu, pada 1992 bandara terbesar di Indonesia ini membuka Terminal 2.
Pada 2016, Terminal 3 dibuka di mana ini adalah terminal penumpang pesawat terbesar dan termodern di Indonesia dengan luas lebih dari 400.000 meter persegi dan berkapasitas 25 juta penumpang/tahun.
Adapun pada 2015, jumlah bandara yang dikelola AP II sebanyak 13 bandara dan kemudian hanya dalam waktu 5 tahun bertambah 7, sehingga pada 2021 di usia yang ke-37 ini perseroan mengelola total 20 bandara yang ada di Sumatera (12 bandara), lalu Jawa (6 bandara) dan Kalimantan (2 bandara).
“Bermula dari mengelola Bandara Soekarno-Hatta, AP II melalui sejumlah perjalanan transformasi, mempertahankan konsistensi untuk terus tumbuh dengan semangat kolaborasi dan kerja keras hingga kini mengelola 20 bandara dengan terus menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan peningkatan usaha AP II tidak lepas dari implementasi konsep Adjacent Business, yang dapat diartikan perseroan menciptakan pasar baru melalui lini bisnis baru. Misalnya, di bidang properti, digital business, hingga strategic partnership.
“Melalui perluasan usaha, AP II tidak hanya bergantung bisnis aeronautika saja tetapi juga memiliki bisnis non-aeronautika yang dapat diandalkan,” jelas Muhammad Awaluddin.
Sejalan dengan berkembangnya bisnis, infrastruktur, dan layanan, bandara-bandara AP II mendapat berbagai pengakuan. Salah satunya terus membaiknya peringkat Bandara Soekarno-Hatta di daftar Top 100 World’s Best Airport dari Skytrax.
Pada 2016, Bandara Soekarno-Hatta berada di peringkat 63, lalu naik ke peringkat 44 (2017), peringkat 45 (2018), peringkat 40 (2019), peringkat 35 (2020), dan pada 2021 naik ke peringkat 34.
“Dibutuhkan hanya dalam waktu 5 tahun, Bandara Soekarno-Hatta dapat melompat sekitar 30 peringkat hingga kini ada di posisi 34. Kami yakin pada tahun-tahun mendatang peringkat ini akan terus membaik seiring dengan transformasi yang dijalani,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun AP II kini tengah menjalani transformasi digital yaitu Transformation 1.0 (2016 – 2020) dan saat ini Transformation 2.0 (2020 – 2024) yang mengambil tema The Great SHIFT 2024 guna fokus membuat perusahaan semakin adaptif terhadap global megatrends.
Di tengah transformasi yang sedang dijalani, AP II menghadapi tantangan terberat sepanjang masa bagi sektor penerbangan global: Pandemi global COVID-19.
“Pandemi menguji ketangguhan AP II sebagai perseroan yang telah 37 tahun berdiri. Momen ulang tahun ini saat yang tepat bagi kami untuk sekejap melihat apa yang telah diraih, merenungkan posisi hari ini, dan mengobarkan semangat juang menatap masa depan guna tetap menjaga amanah memberikan pelayanan kepada publik serta menjaga konektivitas udara Indonesia,” jelas Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin menambahkan, “Bertepatan dengan HUT ke-37 ini AP II menggelorakan semangat Sinergi Aviasi Bakti Negeri, memberikan semangat bersinergi yang telah dilakukan selama ini kepada seluruh ekosistem aviasi agar tetap optimis dalam menghadapi pandemi untuk berbakti kepada negeri.”
Optimisme Masa Depan
AP II sendiri terus memperkuat ketangguhan organisasi (resilience organization) dalam menghadapi pandemi ini, dengan menetapkan berbagai prosedur di antaranya dalam mengatur pola dan norma bekerja, perlindungan bagi publik, pengaturan proses bisnis hingga fasilitas di bandara.
“Hasilnya, seluruh bandara AP II tetap beroperasi dengan baik di tengah pandemi, melayani berbagai penerbangan,” ujar Muhammad Awaluddin.
Dengan organisasi yang tangguh di tengah pandemi, AP II dapat menjalankan program pemulihan bisnis termasuk mendukung terwujudnya Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata.
“Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung kami yakini dapat lebih memperkuat operasional serta mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan aviasi Indonesia tentunya dengan memperhatikan seluruh regulasi yang ada. Holding menciptakan koordinasi tunggal dalam pengembangan masterplan dan akan memaksimalkan keunggulan masing-masing anggota holding guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan aviasi,” kata Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin menuturkan tentunya di dalam holding nanti AP II akan menjalankan perannya mengembangkan sektor kebandarudaraan dengan berkolaborasi bersama anggota holding lainnya guna merumuskan strategi pengembangan menyeluruh, optimisasi layanan, dan operasional yang saling mendukung.
Sumber Republika, edit koranbumn