PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menetapkan harga pelaksanaan untuk rencana rights issue sebanyak-banyaknya 28,21 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50 setiap saham.
Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan sebesar Rp3.400 per saham. Dengan demikian, dana dan hasil inbreng yang akan diterima BRI sebanyak-banyaknya Rp95,92 triliun.
Nilai tersebut berasal dari inbreng Pegadaian dan PNM seluruhnya bernilai sekitar Rp54,77 triliun, dan perkiraan dana tunai sebesar Rp41,15 triliun jika seluruh pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.
Dengan jumlah tersebut, maka rights issue BBRI menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Sebelumnya, rekor nilai rights issue terbesar yang diterbitkan emiten dipegang oleh Bakrie & Brothers seebsar Rp40,12 triliun pada 2008.
Adapun pada tahun ini, sejumlah entitas perbankan juga melaksanakan rights issue jumbo. Seperti, PT Bank Jago Tbk. yang mengantongi dana PUT II senilai Rp7,05 triliun, Bank KB Bukopin dengan perolehan dana senilai Rp3,11 triliun, serta Bank Permata senilai Rp10,96 triliun.
Jika menyelisik lebih dalam, nilai penggalangan dana BRI lebih besar dari IPO Bukalapak yang mencetak perolehan dana segar sebesar Rp21,9 triliun.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo menyampaikan dengan harga pelaksanaan Rp3.400 per saham, maka BBRI akan mengantongi dana segar sebesar Rp95,92 triliun. Dari jumlah itu, lebih dari separuh berasal dari inbreng Pemerintah selaku pemegang saham mayoritas BBRI dengan menyertakan PNM dan Pengadaian dalam melaksanakan haknya.
“Sisanya berasal dari publik yang diperkirakan akan bernilai Rp 41,15 triliun. Dana terhimpun dari aksi korporasi BBRI ini memang sangat jumbo, tentu mengalahkan nilai IPO yang fenomenal dari saham BUKA yang sebesar kisaran Rp21,9 triliun kemarin,” sebutnya
Sumber Bisnis, edit koranbumn