Isu rencana penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha PT Pertamina (Persero) yang tergabung di Subholding Hulu atau Upstream muncul ke permukaan. Jika dilakukan dengan benar, maka IPO anak usaha Pertamina akan mendatangkan manfaat besar bagi perusahaan pelat merah tersebut.
Pengamat BUMN sekaligus Kepala Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto mengatakan, rencana Pertamina yang hendak membawa anak usaha di Subholding Hulu merupakan langkah yang positif. Pasalnya, di masa depan akan sangat sulit jika Pertamina hanya mengandalkan pendanaan internal untuk ekspansi bisnis.
“Jadi dana IPO bisa dipakai untuk kegiatan eksplorasi di kawasan domestik maupun ekspansi akuisisi ladang minyak di luar Indonesia,” ujar dia memberi contoh, Selasa (16/6).
Namun, sebelum IPO, secara internal Pertamina harus memastikan bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerja anak-anak usahanya di Subholding Hulu supaya lebih menarik di mata investor. “Paling tidak kinerja ladang minyak eks-terminasi seperti Blok Mahakam harus dikejar dulu produktivitasnya seperti era sebelum diambil alih,” tambah Toto.
Selain itu, Pertamina juga mesti lebih baik lagi dalam penerapan teknologi terdepan termasuk Enchanced Oil Recovery (EOR) agar produksi siap jadi atau lifting migas bisa meningkat. Dengan begitu, kinerja Pertamina di sektor hulu juga tumbuh lebih baik dari sebelumnya.
Sekadar informasi, pengendali utama Subholding Hulu adalah PT Pertamina Hulu Energi. Catatan Kontan, di tahun 2019 lalu, PHE meraih kenaikan laba 23,68% (yoy) menjadi US$ 590 juta. Di periode yang sama, perusahaan ini mencatatkan produksi minyak sebesar 78.022 BOPD dan produksi gas sebesar 803 MMSCFD.
Selain PHE, Pertamina juga memiliki beberapa anak usaha lainnya di sektor hulu. Misalnya, PT Pertamina EP, PT Pertamina EP Cepu, PT Pertamina Hulu Indonesia, hingga PT Pertamina International EP.
Sumber Kontan, edit koranbumn