PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) memastikan dengan adanya rencana pengalihan trayek tiga perusahaan car carrier dari Tanjung Priok–Belawan menjadi Patimban–Belawan tidak menggerus pasar yang ada.
Investor Relations IPCC Reza Priyambada mengatakan maksud dari rencana pengalihan rute dari pemerintah tersebut adalah dengan adanya Pelabuhan Patimban dapat mengurangi kepadatan di Tanjung Priok. Dengan demikian memang nantinya akan ada baik kontainer maupun kargo kendaraan yang akan dibagi pasarnya ke pelabuhan Patimban, Jawa Barat.
“Banyak beredar di pemberitaan maupun media sosial yang memberikan gambaran bahwa adanya Patimban akan menggerus pangsa pasar dari IPCC dan akan menurunkan kinerjanya. Pada dasarnya, jika kita melihat prospek positifnya, adanya Patimban ini dapat menjadi pelengkap dari Terminal yang ada di Tanjung Priok. Terlebih pada Terminal Kendaraan yang nantinya bisa saling bekerja sama,” jelasnya, Rabu (25/8/2021).
Reza juga memaparkan dengan melihat target pemerintah terhadap produksi kendaraan di Indonesia untuk mencapai 1 juta kendaraan, maka Terminal IPCC dan di Pelabuhan Patimban justru dapat saling melengkapi. Saat ini, jelasnya, IPCC memiliki kapasitas kendaraan CBU sekitar 560-600 unit kendaraan.
Dengan demikian, jika target produksi 1 juta kendaraan tersebut tercapai, akan dikirim ke Terminal Kendaraan. Kelebihan jumlah dari produksi CBU tersebut juga sangat dimungkinkann untuk ditempatkan di Terminal Patimban.
Untuk saat ini, di optimistis pasar terminal Kendaraan masih dipegang oleh IPCC dna belum ada kompetitor kuat lainnya di Indonesia. Namun persaingan pasar IPCC secara ketat di regional Asean adalah Thailand. Manajemen pun berambisi untuk dapat bersaing dengan Thailand yang tentunya harus didukung oleh banyak stakeholder, khususnya Pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.
“Telah beroperasinya Pelabuhan Patimban, saat ini belum banyak berpengaruh terhadap kinerja IPCC karena saat ini Patimban baru melayani kapal penumpang dan angkutan kendaraan dengan jumlah yang relatif masih sedikit. Saat ini, juga belum banyak pabrikan otomotif yang sebagian besar masih berada di sekitaran Karawang – Cikarang yang pindah ke area hinterland Patimban,” jelasnya.
Reza menilai seberapa kesiapan Patimban untuk menerima dan melayani kargo kendaraan maupun kargo kontainer seperti yang dilayani di priok akan bergantung dari banyak hal. Dia mencontohkan dari sisi kedalaman laut saja tidak sama antara laut patimban dan di Priok. Kondisi tersebut akan mempengaruhi kapal untuk sandar.
Terkait dengan kedalaman Patimban yang lebih dangkal dibandingkan dengan Priok masih memerlukan upaya untuk menambah kedalaman agar bisa melayani seperti yang telah dilayani di priok. Sehingga, tekannya, memang tidak bisa melihat dari sisi pemindahan rute.
Akses jalan tol ke Patimban pun sedang dalam tahap penyelesaian. Nantinya, pembangunan akses ini diharapkan dapat memudahkan akses ke patimban sehingga lalu lintas logistik menjadi lebih cepat dari daerah pabrikan produsen ke pelabuhan.
Beralihnya trayek dari perusahaan tersebut tentunya mempertimbangkan sejumlah aspek dari para automaker, shipping line, dan juga car carrier. Ketiga ini kan harus ada koordinasi.
Dia mencontohkan apabila car carrier mau mengalihkan ke Patimban tetapi shipping line belum bisa melalui Patimban karena pertimbangan kedalaman laut. Kondisi tersebut akan membuat kargo kendaraan tak mungkin diangkut atau bahkan memaksa mereka untuk menempatkan kendaraannya di Patimban karena hal itu akan menjadi beban biaya bagi perusahaan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn