Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III membukukan kinerja keuangan positif selama 2021. Sekretaris Perusahaan Holding PTPN III Imelda Alini mengatakan capaian laba perusahaan secara konsolidasi hingga Desember 2021 mencapai Rp 4 triliun dengan Ebitda sebesar Rp 13,77 triliun. Imelda menyebut torehan apik tak lepas dari adanya peningkatan pada sejumlah aspek operasional.
“Untuk sawit, produktivitas CPO meningkat 7,79 persen dari tahun lalu, produksi CPO meningkat 12,6 persen dari tahun lalu, harga pokok produksi menurun 9 persen dari tahun lalu,” ujar Imelda pada Senin (14/3).
Sementara dari sektor tebu juga mengalami peningkatan dengan kenaikan produksi gula sebesar 9,42 persen dan produktivitas gula naik 6,47 persen dari tahun lalu. Imelda mengatakan kenaikan produksi juga terjadi pada sektor karet sebesar 7,21 persen.
Imelda memaparkan perbaikan kinerja holding perkebunan nusantara juga ditopang dengan keberhasilan menjalankan seluruh program prioritas yang meliputi restrukturisasi PTPN Group, pemetaan produk dan model bisnis baru, pembentukan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara), hingga pembentukan kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri terpadu.
Imelda mengatakan perusahaan berhasil menekan biaya terkait dengan beban keuangan dan mengurangi kewajiban angsuran yang perlu dibayarkan perseroan tiap tahunnya. Hal ini tak lepas dari usulan transformasi keuangan jangka panjang yang diajukan perseroan sejak 23 April 2020 dan telah disetujui 100 persen kreditur perbankan atau lembaga keuangan.
“Sehingga total fasilitas kredit perbankan dengan nilai equivalen sebesar Rp 41 triliun dapat direlaksasi untuk memperbaiki struktur pinjaman berbunga perseroan,” ucapnya.
Imelda mengungkapkan PTPN juga telah mengembangkan bisnis retail PTPN Group yang berkelanjutan melalui pembentukan brand nasional Nusakita pada 17 Agustus lalu, dengan dua produk utama yakni minyak goreng dan gula pasir. Ia mengatakan penjualan produk dilakukan melalui penunjukan distributor produk untuk wilayah Jabodetabek serta pendistribusian lewat jalur market place sudah dilakukan antara lain dengan Tanihub, Warung Pintar dan BGR Logistik.
“Khusus untuk produk gula, peresmian unit produksi gula telah dilakukan di PT IGG Banyuwangi yang langsung dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 18 September 2021,” kata dia.
Selain itu, lanjut Imelda, holding juga telah melakukan konsolidasi dan divestasi bisnis gula PTPN Group, melalui pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara. Imelda berharap kehadiran Sugar Co dapat membantu mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2024 atau 2025 yang akan menyejahterakan petani dan menstabilkan harga gula konsumi nasional.
Imelda melanjutkan, holding perkebunan nusantara berperan dalam pembangunan perekonomian Indonesia dalam pembangunan Kawasan Industri Terpadu dan Kawasan Pariwisata yang memberikan efek positif bagi peningkatan investasi di Indonesia seperti Pembangunan KEK Sei Mangkei dan KIT Batang.
Imelda menyampaikan PTPN memiliki tiga strategi utama yaitu optimalisasi portofolio dan operational excellence, commercial excellence dan ekspansi hilir, optimalisasi aset dan kemitraan strategis, serta dua strategi pendukung yaitu pengembangan kapabilitas dan budaya serta peningkatan sistem dan teknologi.
Dalam implementasinya, ungkap Imelda, PTPN melakukan fokus komoditas utama pada sawit, gula, karet, teh dan kopi; meningkatkan produktivitas operasional, efisiensi dan keberlanjutan; mencapai cost leadership dan memperbaiki posisi keuangan; serta melakukan restrukturisasi anak perusahaan dan memperkuat tata kelola holding. Kata Imelda, PTPN juga memanfaatkan digitalisasi dan teknologi untuk operasi dan bisnis.
“Untuk optimalisasi aset dan kemitraan strategis, kita melakukan monetisasi atau melepas aset noninti, menjalankan kemitraan strategis, serta memberdayakan UMKM dan petani rakyat,” lanjut Imelda.
Imelda menyampaikan tiga strategi utama dan dua strategi pendukung masih akan terus dilakukan pada tahun ini. Selain itu, sambung Imelda, PTPN juga memiliki sejumlah target bisnis untuk tahun ini yang meliputi penguatan arsitektur bisnis melalui pembentikan sub holding dan Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.
“Transformasi diharapkan menghasilkan tambahan Ebitda sebesar Rp 13,4 triliun dan cash release Rp 1 triliun sampai Rp 4 triliun dalam empat tahun ke depan,” ucapnya.
Untuk mencapai hal tersebut, ungkap Imelda, PTPN menjalankan sembilan program yang terdiri atas optimasi penjualan, sentralisasi pengawasan kinerja operasional, optimasi biaya angkut, pengadaan tersentralisasi, organisasi yang efektif dan efisien, efisiensi biaya administrasi dan umum, pengawasan cash terintegrasi, penguatan manajemen kinerja, serta katalisator perubahan.
Imelda menjelaskan salah satu inisiatif strategis optimalisasi portofolio dan operational excellence yaitu melakukan entity consolidation dan unlock value melalui IPO pada tahun ini.
Sebelum dilaksanakan IPO, ucap Imelda, holding akan membentuk struktur yang tepat melalui pembentukan sub olding yang disebut dengan Palm Co. Imelda mengayakan bisnis yang akan melakukan IPO adalah seluruh bisnis kelapa sawit dan karet guna mendapatkan value creation tertinggi yang berasal dari konversi karet ke kelapa sawit dan adanya potensi untuk meningkatkan produktivitas pada entitas yang memiliki kinerja lebih rendah.
“Di samping itu juga akan diperoleh struktur kapital yang berkelanjutan serta mempertahankan fokus bisnis mengingat kelapa sawit dan karet memiliki sinergi operasional yang kuat,” ujar Imelda.
Target lain holding, sambung Imelda, ialah melipatgandakan produksi gula menjadi 1,8 juta ton untuk mendukung swa sembada gula konsumsi pada 2025. Imelda menyebut perusahaan telah membentuk PT Sinergi Gula Nusantara pada 17 Agustus 2021 sebagai bagian dari strategi untuk mencapai target swasembada gula konsumsi.
Selain itu, ungkap Imelda, perusahaan menerapkan operational excellence melalui penerapan kultur teknis terbaik sesuai SOP, pemanfaatan varietas unggul baru, mekanisasi panen, manajemen pengairan irigasi dan drainase dan ketepatan masa tanam serta digitalisasi proses melalui e-farming.
“Perusahaan juga melaksanakan ekstensifikasi melalui konversi lahan, sinergi dengan Perhutani, dan kemitraan dengan Petani Rakyat,” kata Imelda menambahkan.
Sumber Republika, edit koranbumn