Sejak pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), khususnya setelah adanya imbauan work from home (WFH) sejak 16 Maret 2020 lalu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencatat penurunan volume kendaraan yang melintas di ruas jalan tol Jasa Marga Group jika dibandingkan dibandingkan dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) normal.
Penurunan berlanjut saat mulainya diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tren penurunan lalu lintas di gerbang tol (GT) Utama yang berbatasan dengan wilayah Jabotabek misalnya GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta Cikampek (akses arah Timur), GT Cikupa Exit Jalan Tol Jakarta-Merak (akses arah barat) dan GT Ciawi 2 Jalan Tol Jagorawi (akses arah Selatan), dengan rincian sebagai berikut.
Tujuh hari sejak imbauan WFH 16-22 Maret 2020, terdapat penurunan di GT Cikampek Utama 2 sebesar 12%, GT Cikupa Exit turun sebesar 14% dan GT Ciawi 2 turun sebesar 19%. 14 hari sejak imbauan WFH 16-29 Maret 2020, terdapat penurunan di GT Cikampek Utama 2 sebesar 15%, GT Cikupa Exit sebesar 19% dan GT Ciawi 2 sebesar 26%.
Yang paling terkini, yaitu 28 hari sejak imbauan WFH dan pemberlakuan PSBB 16 Maret 2020 – 13 April 2020, terdapat penurunan di GT Cikampek Utama 2 sebesar 27%, GT Cikupa Exit sebesar 26% dan GT Ciawi 2 sebesar 35%.
Tidak hanya di Jalan Tol Jasa Marga Group yang berbatasan dengan wilayah Jabotabek, Jasa Marga juga mencatat adanya penurunan lalu lintas di ruas jalan tol jarak jauh antar kota. Di Jalan Tol Trans Jawa yang dikelola oleh Jasa Marga Group, terjadi penurunan sekitar 34% dari LHR normal.
Untuk itu,JSMR mengambil langkah efisiensi untuk menekan biaya operasional perusahaan, di tengah penurunan pendapatan tol akibat pandemi Covid-19 ini. Meski demikian Jasa Marga memastikan bahwa anggaran yang dipangkas adalah pos biaya overhead atau biaya umum dan administrasi.
“Kami tetap komit menjaga tingkat pelayanan yang sudah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM), sehingga program pelayanan kepada pengguna jalan tetap direalisasikan,” jelas Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru
Heru juga menjelaskan beberapa contoh program layanan konstruksi yang masih berjalan. Diantaranya yaitu pekerjaan pelebaran jalan km 48 – km 50 tol Jakarta-Cikampek Jalur A dan B, pekerjaan scrapping filling, pekerjaan rekonstruksi rigid Pavement, patching atau penambalan lubang, dan pembongkaran bekas Gerbang Tol Cimanggis Utama.
Menutup pembicaraan Dwimawan menyampaikan bahwa sejalan dengan fungsi strategisnya, dalam mendistribusikan orang dan barang, khususnya dalam rangka mendukung pergerakan logistik, Jasa Marga akan terus mengoperasikan jalan tol-jalan tolnya yang dikelola di Indonesia.
Jasa Marga juga menghimbau pengguna jalan yang masih menggunakan jalan tol, khususnya di wilayah-wilayah yang diberlakukan PSBB, untuk mematuhi ketentuan khususnya jumlah maksimal penumpang di dalam kendaraan, dalam rangka menjalankan prinsip physical distancing.