Hingga kuartal III/2020, total KUR yang sudah disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencapai Rp90,1 triliun. Jumlah ini setara lebih dari 64 persen dari kuota KUR BRI tahun ini, yaitu senilai Rp140,2 triliun.
Dirinci lebih lanjut, puluhan triliun dana KUR BRI tahun ini sudah disalurkan untuk lebih dari 3,3 juta debitur.
Bila dilihat dari sektor ekonomi, jumlah penerima KUR BRI terbanyak berasal dari pelaku sektor perdagangan, yakni mencapai lebih dari 1,2 juta debitur dengan total nilai mencapai lebih dari Rp36,3 triliun atau 40,3 persen dari nilai total.
Setelah itu, hampir 1,2 juta debitur dengan nilai mencapai Rp28,8 triliun berasal dari sektor pertanian.
BRI juga menyalurkan KUR bagi pelaku industri pengolahan, perikanan, dan jasa lainnya. Total debitur dari ketiga sektor ini masing-masing 406.000 orang, 65.000 orang, dan 455.000 orang. Plafon KUR yang disalurkan bagi pelaku usaha sektor pengolahan adalah Rp10,9 triliun, sektor perikanan Rp1,7 triliun, dan jasa lainnya Rp12,4 triliun.
“BRI berharap KUR yang sudah diterima jutaan debitur dapat bermanfaat untuk mendongkrak kembali usaha mereka di masa yang cukup menantang seperti saat ini. Kami juga mendorong agar para debitur memanfaatkan ekosistem yang sudah kami bentuk untuk mempermudah distribusi atau penjualan barang/jasa mengandalkan sistem digital,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari melalui keterangan resmi, Rabu (14/10/2020).
Perseroan mengklaim penyaluran KUR dilakukan dengan cepat guna mendukung pemulihan perekonomian nasional, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Covid-19.
“Melalui penyaluran KUR secara cepat dan mengandalkan peran digital di dalamnya, BRI berharap kondisi para pelaku UMKM dapat segera membaik. Sokongan untuk UMKM harus dimaksimalkan karena sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional,” tambah Supari.
Menurutnya, BRI selalu berupaya agar pencairan KUR terlaksana dalam tempo singkat dan tepat sasaran. Selama ini, ketepatan dan efisiensi penyaluran KUR bisa diwujudkan BRI karena perseroan sudah memiliki ekosistem pendukung.
“Ketepatan ini terbukti dari minimnya rasio non performing loan (NPL) KUR BRI sepanjang 2020. Hingga September lalu, NPL KUR BRI hanya sebesar 0,04 persen,” ujarnya.
Sebagai contoh, BRI saat ini sudah mengembangkan ekosistem pasar, desa, dan digital dalam memberikan layanan perbankan. Melalui ketiga ekosistem tersebut, BRI dapat mengakselerasi bisnisnya secara terintegrasi dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan transaksi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn