CEO Pelindo III Ari Askhara menyebut pertumbuhan tinggi terjadi pada kinerja operasional bongkar muat barang. “Bongkar muat general cargo tercatat peningkatan hingga mencapai 28 persen di mana per Agustus tahun ini sudah mencapai 2 juta meter kubik, sementara tahun lalu di angka 1,5 juta meter kubik. Dari sisi tonase meningkat dari 29 juta ton ke 32 juta ton,” katanya, Senin (10/9).
Sementara itu arus peti kemas meningkat 7 persen dari tahun 2017 dengan jumlah 3,4 juta TEUs karena adanya peningkatan arus peti kemas domestik di Terminal Berlian dan Terminal Teluk Lamong. “Hal ini menunjukkan kondisi perekonomian masyarakat kita tidak mengalami penurunan seperti apa yang dikhawatirkan oleh beberapa kalangan,” ungkapnya.
Peningkatan kinerja operasional tersebut meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Seperti pada sisi pendapatan dari layanan peti kemas meningkat sebesar 14 persen dan pada layanan general cargo dibanding tahun sebelumnya (per Agustus 2017) meningkat hingga 27 persen.
“Dengan pencapaian kinerja tersebut dan upaya efisiensi di segala lini yang kami lakukan, walaupun kondisi tekanan nilai tukar rupiah yang mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat serta harga minyak dunia yang tinggi, hingga per Agustus ini Pelindo III masih berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 1,97 triliun,” kata Ari. Angka tersebut meningkat 39% dari jangka waktu yang sama tahun lalu (year on year) yang sebesar Rp 1,41 triliun.
Kinerja Anak Usaha Meningkat
Kinerja keuangan yang meningkat juga dipengaruhi oleh kinerja anak usaha yang semakin membaik, serta upaya diversifikasi usaha dan inovasi yang terus dikembangkan oleh Pelindo III mulai berjalan dengan baik. “Kontribusi anak perusahaan mencapai hingga 50% dari capaian laba korporasi. Ini menunjukkan keberhasilan Pelindo III dalam melakukan transformasi di bidang SDM, operasional, dan diversifikasi usaha melalui sinergi internal maupun sesama BUMN serta dengan pihak swasta di sektor pelabuhan yang semakin solid,” tambah Ari Askhara lagi.
“Di samping itu, keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan yang banyak support dalam kecepatan pengambilan keputusan guna kelancaran kegiatan operasional di lapangan,” lanjutnya.
Pelindo III terus berkarya sebagai wujud BUMN hadir untuk Negeri dengan mengembangkan fasilitas dan layanan yang berkaitan dengan kepariwisataan seperi pengembangan Pelabuhan Gilimas di Lombok, Badas di Sumbawa Besar, Waingapu, Banyuwangi, dan tentunya Benoa, Bali.
Tentang Pelindo III:
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang juga dikenal dengan Pelindo III adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa kepelabuhanan. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pelindo III mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 23 anak perusahaan dan afiliasi.
Pelindo III menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan yang memiliki peran kunci guna menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut. Dengan tersedianya prasarana transportasi laut yang memadai, Pelindo III mampu menggerakkan serta mendorong kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.
Siaran Pers PELINDO III