PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) mendapatkan lampu hijau dari pemegang saham untuk melakukan rights issue.
Restu pemegang saham tersebut didapatkan dalam RUPSLB BRI Agro yang diselenggarakan pada hari ini, Senin (27/9/2021). Sebanyak 88,49 persen pemegang saham hadir dalam RUPSLB perseroan.
AGRO berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nominal Rp100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 9,96 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.
Dalam sesi presentasi public expose secara daring, Direktur Utama BRI Agro, Kaspar Situmorang menjelaskan bahwa perusahaan sedang menjalankan proses transformasi bisnis model baru serta membenahi bisnis yang sudah ada.
Arah transformasi tersebut akan menyasar segmentasi pasar yang baru yaitu untuk memberikan layanan terhadap sektor gig economy (sektor pekerja informal). Setiap tahun, jumlah gig economy workers di Indonesia meningkat secara konsisten, laju tersebut juga semakin didorong oleh keadaan pandemi Covid-19.
Sebagai gambaran, jumlah gig economy workers meningkat sebesar 27,07 persen yoy, sedangkan jumlah karyawan-penuh-waktu menurun sebesar 8,84 persen yoy. Ke depannya, gig economy juga diproyeksikan untuk mencapai 74,81 juta gig workers pada 2025
“Melihat perkembangan yang tengah terjadi dan menyadari shifting behavior ke arah digital yang terus memperkuat Indonesia, gig economy workers akan menjadi pilar penting yang memperkuat dan memajukan perekonomian bangsa,” ujarnya Senin (27/9/2021).
Adapun, untuk membangun infrastruktur keuangan digital bagi pelaku gig economy dan mengakselerasi proses transformasi yang dijalani, perseroan berencana untuk membangun pondasi keuangan yang kuat untuk model bisnis baru melalui penguatan permodalan melalui rights issue.
Pada kesempatan tesebut, manajemen AGRO juga menyampaikan bahwa kinerja perseroan diperkirakan akan mengalami perlambatan dikarenakan dengan upaya untuk menata kembali portfolio bisnisnya menjadi fokus pada pengembangan bisnis digital.
Untuk itu, pada semester dua tahun ini perseroan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi hingga akhir 2021 untuk membawa bank kembali ke tingkat yang lebih sehat.
Harapannya mulai 2022, AGRO telah siap sepenuhnya memasuki era bisnis digital. Manajemen juga menyampaikan, langkah transformasi ini tetap memperhatikan good corporate governance, pengelolaan manajemen risiko dan persyaratan kecukupan pemenuhan modal minimum yang ditetapkan oleh regulator.
Perseroan juga melakukan penguatan people & culture seperti merekrut bakat-bakat digital terbaik di industri agar dapat menyediakan solusi perbankan digital terbaik bagi seluruh nasabah.
Selain itu, BRI Agro juga melakukan proses transformasi terhadap bagian lainnya seperti Network, Infrastructure, Model Bisnis, Produk dan Layanan, serta Portfolio Kredit baik dalam hal ticket size maupun kualitas.
Adapun, selain memberikan restu untuk melakukan rights issue, RUPSLB BRI Agro juga menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk. dengan nama komersial Bank Raya. Nama ini efektif setelah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI.
Sumber Bisnis, edit koranbumn