PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meminta bantuan penjaminan Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani sebelum menerbitkan surat utang senilai total Rp3,9 triliun.
Emiten konstruksi BUMN itu berencana menerbitkan surat utang sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan IV tahun 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Wiwi Suprihatno mengatakan saat ini Waskita tengah dalam proses mendapatkan dukungan fiskal dari pemerintah melalui Kementerian Keuangan untuk mendapatkan penjaminan dalam rangka menerbitkan obligasi sukuk IV/2022.
Menurutnya, proses ini tengah berjalan dan Waskita Karya masih menunggu izin prinsip dari Kementerian Keuangan untuk penjaminan.
“Kenapa? Di tengah kondisi makro yang cukup challenging ini peringkat Waskita masih bbb stable. Sehingga kalau kami melakukan obligasi tanpa penjaminan, akan berdampak ke suku bunga yang lebih tinggi,” kata Wiwi, Selasa (15/11/2022).
Wiwi melanjutkan, penjaminan pemerintah diharapkan akan memperbaiki pemeringkatan emiten berkode saham WSKT ini untuk mendapatkan suku bunga obligasi yang lebih rendah.
“Ini tentunya kami lakukan dalam proses sampai akhir tahun atau awal tahun secara timeline,” tutur dia.
Dia menjelaskan, surat utang senilai Rp3,9 triliun ini terdiri dari obligasi konvensional dan sukuk. Penerbitan sukuk akan dilakukan dengan emisi Rp1 triliun, dan sisanya dalam bentuk obligasi konvensional. Surat utang tersebut akan diterbitkan dalam bentuk rupiah.
Adapun untuk penggunaannya, sebanyak Rp3,4 triliun akan digunakan WSKT untuk pendanaan kembali (refinancing) obligasi WSKT yang akan jatuh tempo tahun depan.
“Sebesar Rp500 miliar untuk modal kerja penyelesaian proyek-proyek kami,” ujar Wiwi.
Selain itu, Waskita akan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp3 triliun. Penyerapan PMN ini direncanakan akan dilakukan melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, yang harga pelaksanaannya ditargetkan diumumkan pada November ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Wiwi Suprihatno menyampaikan penyerapan PMN ini akan dilakukan Waskita Karya melalui penerbitan saham baru.
Dia menjelaskan, untuk menjaga komposisi saham pemerintah dan meminimalisir dilusi, Waskita Karya menargetkan porsi dana perolehan rights issue dari publik sebesar Rp980 miliar. Dengan target ini, komposisi kepemilikan saham diharapkan tetap terjaga yakni 75 persen berbanding 25 persen.
“Penggunaan dana PMN ini akan digunakan untuk menyelesaikan dua ruas jalan tol kami, yaitu ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dengan total dana alokasi Rp2 triliun, dan penyelesaian ruas Bogor-Ciawi-Sukabumi dengan alokasi Rp1 triliun,” ujar dia.
Sementara itu, porsi rights issue dari publik akan digunakan Waskita Karya untuk modal kerja menjalankan proyek-proyek strategis yang dimiliki dan saat ini tengah berjalan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn