PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah berhasil merealisasikan pembiayaan kepada 94 pemilik homestay di 11 destinasi wisata senilai Rp 6,93 miliar sejak 2019 hingga 2021.”Kami mengoptimalkan dari satu desa sebagai lembaga keuangan agen kami untuk menyalurkan kepada pemilik homestay yang ingin memperbaiki atau menambah jumlah homestay-nya,” tutur Direktur Keuangan dan Operasional SMF Trisnadi Yulrisman dalam Konferensi Pers Pencapaian Kinerja PT SMF 2021 di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Ia membeberkan 11 desa wisata yang diberikan pembiayaan homestay adalah Nglageran-Gunungkidul kepada 24 pemilik, Samiran-Boyolali kepada 14 debitur, Kuta-Lombok Tengah sebanyak tujuh pemilik, Pagerhajo-Kulonprogo kepada lima pemilik, dan Kemuning-Karanganyar kepada 12 pemilik. Selanjutnya, pembiayaan juga diberikan kepada lima pemilik homestay di Mertak-Lombok Tengah, satu pemilik homestay di Sarongan-Banyuwangi, 14 debitur di Tamansari-Banyuwangi, dua pemilik homestay di Sukajaya-Sumedang, empat debitur di Bangsring-Banyuwangi, serta enam debitur di Sembalun-Lombok Timur.
Pada tahun 2021 saja, SMF telah merealisasikan pembiayaan homestay di empat Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Desa Taman Sari (Banyuwangi, Jawa Timur), Desa Sukajaya (Sumedang, Jawa Barat), Desa Sembalun (Lombok Timur, NTB) dan Desa Bangsring (Banyuwangi, Jawa Timur).
Sementara untuk tahun 2022, kata Trisnadi, pembiayaan homestay SMF akan mencakup lima wilayah di Indonesia meliputi Banda Neira, Danau Toba, Mandalika, serta wilayah lainnya yang masuk ke dalam wilayah destinasi Bali baru super prioritas, maupun wilayah pariwisata lainnya.”Program pembiayaan homestay adalah salah satu strategi yang biasa kami lakukan dan rutin sejak 2019,” jelasnya.
Lebih lanjut, program tersebut dijalankan bersinergi dengan lembaga terkait, seperti Kementerian Pariwisata untuk menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada masyarakat pemilik homestay melalui lembaga penyalur.
sumber : Antara, Republika