PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) sebagai pelopor transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia, secara konsisten terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Salah satunya lewat program Community Forest, sebagai wujud nyata penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di lingkungan Pupuk Kaltim.
Digagas sejak 2022 silam, program ini juga bagian dari komitmen Pupuk Kaltim menjalankan etape pertama roadmap dekarbonisasi, yang bertujuan untuk carbon offset. Dimana Community Forest menargetkan penanaman 10 juta pohon serta pengurangan emisi hingga 32,5 persen pada 2030 mendatang.
“Community Forest diharapkan bisa berkontribusi terhadap potensi penyerapan emisi karbon sebesar 600.000 ton CO2 per tahun, sebagai bentuk dukungan Pupuk Kaltim terhadap usaha pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2060,” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, Senin (15/7/2024).
Hingga 2024, program ini sudah tersebar di lima provinsi di Indonesia. Yaitu Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Selain itu Pupuk Kaltim juga aktif menggagas ragam inovasi untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.
Beberapa diantaranya konversi kendaraan operasional ke kendaraan listrik, proyek revamping Pabrik 2, rencana pembangunan pabrik Soda Ash, hingga pengembangan sumber energi terbarukan seperti clean ammonia.
Soesilo yakin, Community Forest dapat membantu upaya Pupuk Kaltim dalam pelestarian lingkungan hidup. DImana pohon dan ragam tanaman lain yang ditanam dalam lingkup program ini, memegang peran penting sebagai penyerap karbondioksida yang dapat mendukung upaya dekarbonisasi.
“Pada 2024 ini Pupuk Kaltim telah berhasil menanam sebanyak 634.583 pohon, dengan total luas area tanam mencapai 306,24 hektare. Jumlah tersebut sudah mencapai 6,34 persen dari target kami untuk menanam 10 juta pohon pada 2030,” terang Soesilo.
Sinergi dan kolaborasi menjadi fokus utama program Community Forest, dimana Pupuk Kaltim telah bekerja sama dengan berbagai pihak. Antara lain Tentara Nasional Indonesia dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD), Otorita IKN dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pupuk Kaltim juga melibatkan masyarakat sekitar, terutama komunitas petani secara aktif berkontribusi membantu Pupuk Kaltim menyediakan lahan untuk area tanam.
Bibit pohon yang ditanam terdiri dari berbagai jenis. Mulai dari mangrove dan buah-buahan seperti mangga, nangka, durian, alpukat hingga sirsak. Terdapat juga tanaman buah langka seperti matoa, bisbul, menteng dan gandaria.
Tak berhenti di penanaman, Pupuk Kaltim pun terlibat aktif dalam proses edukasi para petani dan masyarakat di sekitar wilayah tanam agar bisa mengolah, memelihara, sampai mendistribusikan hasil panen.
Semua difasilitasi lewat program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) dan Agrosolution. Dalam dua program ini, Pupuk Kaltim aktif menciptakan ekosistem yang dapat mendukung para petani meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan melalui pendampingan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk menjadi inspirasi banyak pihak supaya lebih berkontribusi ke lingkungan dan masyarakat. Semoga Community Forest ini dapat membawa nilai tambah ekonomi bagi lahan yang kurang produktif, serta dapat mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah tanam,” pungkas Soesilo.(*)