Sejumlah perusahaan milik negera atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengejar produksi alat kesehatan yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan pihaknya tengah bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan dibantu oleh PT Pindad untuk memproduksi ventilator atau alat bantu pernapasan.
Indofarma memperkirakan bisa memproduksi 50 persen dari kebutuhan sekitar 30 ribu unit hingga September 2020.
“Pekan depan kami mulai tanda tangan perjanjian kerja sama (dengan UI dan Pindad), kemudian produksi dilakukan oleh Indofarma. Permintaannya bisa mencapai 300 unit hingga akhir Mei nanti. Setidaknya 70 persen bahan baku sudah tersedia di dalam negeri,” ujar Arief, Minggu (26/4/2020).
Untuk kebutuhan masker, Arief mengatakan perusahaan tengah memesan mesin dari China yang akan datang pada awal Mei nanti.
Alat itu, kata dia, pada pertengahan Mei sudah bisa produksi masker medis dengan kapasitas setidaknya 250 ribu per hari.
“Pekan ketiga Mei sudah bisa produksi dengan jumlah 7,5 hingga 8 juta lembar per bulan,” tutur Arief.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Herryawan Roosdyanto mengatakan juga akan memproduksi ventilator. Adapun produk yang diperkenalkan yaitu Ventilator Resutitator Manual (Pindad VRM), Ventilator Covent-20 kerjasama dengan Universitas Indonesia, Disinfectan Fog Cannon, Mobile Sterilization Chamber Covid-19.
Serta produk anak perusahaan PT Pindad Enjiniring Indonesia (PT PEI) yakni cairan disinfektan dan perlengkapan APD meliputi baju APD, Helm face shield dan kacamata.
“Saat ini Pindad sedang mengajukan proses uji coba kelaikan alat ke Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK),” ujar Herryawan.
Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Muhammad Ridlo Akbar mengatakan juga akan memproduksi ventilator bersama Institute Teknologi Bandung (ITB).
Menurut dia, saat ini status prototype yang diproduksi PTDI sudah lulus uji BPFK. PTDI menargetkan produksi hingga 500 unit alat bantu pernapasan tiap pekan. Perusahaan akan mengevaluasi kembali kemampuan produksi sesuai kebutuhan penanganan Covid-19.
Sumber Bisnis, edit koranbumn