PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) membukukan volume penjualan semen sebesar 746.612 ton sepanjang semester I-2020. Realisasi ini turun 16% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 883.622 ton.
Selain itu, produksi semen SMBR pada enam bulan pertama 2020 juga mengalami penurunan. Tercatat, SMBR memproduksi semen 744.275 ton atau turun 17% secara year-on-year dari realisasi produksi periode sama tahun sebelumnya, yang mencapai 897.893 ton.
Direktur Keuangan Semen Baturaja, M, Jamil mengatakan, turunnya kinerja operasional SMBR di semester pertama 2020 disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, sejumlah proyek strategis jalan bebas hambatan (tol) sudah selesai di akhir 2019, seperti misalnya jalan tol yang ada di Lampung.
“Kedua, dampak penurunan permintaan akibat Covid-19. Dana desa, APBD dan APBN dialihkan menjadi untuk penangangan Covid-19 seperti untuk bantuan sosial. Inilah yang menggerius permintaan sehingga penjualan menurun,” ujar Jamil saat paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (24/8).
Jamil mengatakan, dampak pandemi Covid-19 sangat berpngaruh ke industri semen, dan mulai dirasakanSMBR sejak Maret 2020. Hal ini ditunjukkan dari tren permintaan yang menurun hingga 5% di beberapa wilayah pemasaran di Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel).
Per semester I-2020, jumlah keseluruhan konsumsi semen di wilayah Sumbagsel yang meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,40 juta ton, turun 5,3% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,54 juta ton.
Manajemen SMBR memperkirakan, penjualan semen pada tahun ini akan lebih rendah dibandingkan pencapauan pada 2019. Namun, pencapaian pada semester kedua 2020 diproyeksikan akan lebih baik dari semester pertama.
Optimisme ini berlandaskan pulihnya permintaan semen pasca bulan Ramadan. Selain itu, dari hasil koordinasi SMBR dengan pemerintah daerah, dapat disimpulkan saat ini ada sejumlah proyek yang mulai di-tender-kan. Sehingga, penjualan pada semester kedua 2020 diproyeksi akan membaik dari semester pertama.
“Semua sangat tergantung dari proiyek infrastruktur. Mudah-mudahan anggaran tidak semua terserap untuk Covid-19, namun ada juga yang untuk peningkatan proyek infrastruktur,” imbuh Jamil.
Selain itu, diluncurkannya program pemulihan ekonomi nasional (PEN) diharapkan dapat mendorong pertumbuhan di sektor properti yang menjadi penyerap utama industri semen.
SMBR menargetkan menjual 1,92 juta ton semen hingga akhir 2020, lebih rendah dari target yang dipasang di awal tahun yakni 2,6 juta ton semen. Angka ini juga lebih rendah dari realisasi penjualan tahun 2019 yang mencapai 2,12 juta ton.
Sumber Kontan, edit koranbumn