Emiten semen BUMN, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) menerangkan rights issue PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) yang diambil pemerintah melalui inbreng saham SMBR paling lambat pada Desember 2022.
Corporate Secretary Semen Baturaja Doddy Irawan menjelaskan proses transaksi pengalihan saham sebanyak 7.499.999.999 lembar saham seri B milik pemerintah kepada SMGR dilakukan berdasarkan PP No.33/2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam bentuk non tunai (inbreng).
“Transaksi pengalihan saham tersebut dilakukan pada saat penyelesaian pembayaran HMETD yang diambil bagian oleh Pemerintah yang ditandai dengan penandatanganan akta inbreng saham antara Kementerian BUMN dengan SMGR dan pencatatan perubahan pemegang saham PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) oleh Biro Administrasi Efek dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),” katanya dalam keterbukaan informasi, Selasa (11/10/2022).
Dia menyebut seluruh rangkaian proses transaksi saat ini ditargetkan rampung pada Desember 2022.
Lebih lanjut, proses ini bakal mengubah status BUMN SMBR menjadi anak usaha BUMN atau perusahaan non Persero. Prosedur yang diperlukan mengubah status Persero pada SMBR melalui perubahan anggaran dasar SMBR.
“Oleh karena itu, SMBR akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda perubahan anggaran dasar yaitu terkait perubahan nama Perseroan untuk menghilangkan kata Persero pada nama SMBR,” terangnya.
Selanjutnya, akta pernyataan keputusan RUPSLB tersebut akan diajukan memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Lebih lanjut, rencana penyelenggaraan RUPSLB SMBR akan disampaikan setelah SMGR memperoleh surat efektif pernyataan pendaftaraan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD.
Berdasarkan perhitungan JP Morgan, nilai inbreng saham pemerintah ditambah dengan rights issue saham ke investor publik diperkirakan membuat emiten bersandi SMGR ini mampu meraup aset dan dana segar bernilai Rp5,6 triliun.
Head of Indonesia Research and Strategy J.P Morgan Sekuritas Henry Wibowo dalam risetnya menjelaskan harga akuisisi Semen Baturaja senilai Rp2,85 triliun untuk 75,5 persen saham, yang menyiratkan penilaian 13x EV/EBITDA dan US$85 EV/ton kapasitas dibandingkan dengan SMGR pada 7x EV/EBITDA dan US$77 EV/ton.
Mengikuti injeksi SMBR, SMGR akan melakukan rights issue untuk bagian minoritas (publik) dengan menerbitkan hingga 1,07 miliar saham baru (Seri B), mewakili maksimal 18 persen dari modal, dan dapat menghasilkan hingga 15 persen dana pencairan.
“Namun, kami mengharapkan dampak positif dari akuisisi ini karena akan memperkuat jejak SMGR di Sumatera lebih dari 60 persen pangsa pasar di Sumatera, wilayah terbesar kedua di 20–22 persen dari pangsa domestik setelah Jawa sebesar 50–55 persen,” jelasnya dalam riset.
J.P Morgan juga melihat potensi sinergi biaya hingga Rp1,7 triliun sampai sampai dengan tahun penuh 2026. J.P Morgan pun menetapkan overweight terhadap saham SMGR.
Dalam skema rights issue, SMGR total bisa menghasilkan Rp5,6 triliun yang terdiri atas rights issue bagian non tunai (SMBR) dan bagian tunai (publik).
“Porsi non tunai mengacu pada pengalihan 75,5 persen kepemilikan pemerintah di SMBR senilai Rp2,85 triliun. Penilaian ini menyiratkan diskon 22 persen untuk nilai pasar SMBR saat ini,” tambahnya.
Bagian penerbitan hak tunai akan dieksekusi oleh pemegang saham minoritas (publik), berpotensi meningkatkan hingga Rp2,7 triliun melalui penerbitan hingga 1,07 miliar saham baru dengan asumsi dieksekusi penuh sehingga porsi publik tetap di 49 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn