PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) diperkirakan memperoleh peningkatan penjualan semen hingga 4 persen pada 2023. Selain itu, SMGR juga tengah mengincar ekspor ke Amerika hingga Afrika Selatan.
Direktur SMGR Adi Munandir mengatakan perseroan sedang berupaya untuk melakukan ekspor ke Amerika dan Afrika Selatan. Hal ini sebagai optimalisasi kegiatan penjualan dari seluruh jejak produksi yang ada dalam portofolio SMGR
Dalam peluang ekspor dia mengatakan jejak yang ada di Vietnam mempermudah SMGR untuk melihat kondisi pasar dan level harga pokok produksi di negara lainnya. Sejauh ini SMGR telah melakukan ekspor ke Vietnam, Bangladesh, hingga China.
“Bisa dilakukan kolaborasi gabungan atau optimalisasi portofolio pasar karena kita juga melakukan kegiatan ekspor melalui anak usaha Semen Indonesia Internasional,” ujarnya dalam OCBC NISP Business Forum 2023 dikutip Rabu (22/3/2023).
Adapun SMGR masih akan fokus memperkuat posisi pangsa pasar domestik. Hal ini dilakukan secara hati-hati untuk mempertahankan dominasi di pasar dengan profitabilitas yang optimal.
Dari pasar domestik dia menyebut Indonesia Timur menjadi dominan pada 2022. Kemudian SMGR juga memiliki pangsa pasar di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi sehingga dapat mencakupi mayoritas pasar domestik.
Dia berharap kinerja perseroan dapat meningkat dengan adanya perbaikan model bisnis yang diterapkan perseroan. Salah satu model bisnis yang diterapkan adalah mega distributor.
Model bisnis ini merupakan penerapan mekanisme terkait dengan sentralisasi dan integrasi kegiatan penjualan semen. Penjualan dari seluruh pabrik dikendalikan oleh satu tempat sehingga mega distributor merupakan unit yang membeli produk dari pabrik dan menjual kepada pelanggan.
“Model bisnis ini sudah jalan dan sudah memberi benefit bagi Semen Indonesia terkait harmonisasi kegiatan penjualan peningkatan optimalisasi marketing yang ada sampai menciptakan efisiensi-efisiensi, promosi, dan lain,” katanya.
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Michael Filbery menyebut permintaan semen masih positif pada 2023. Hal ini lantaran adanya peningkatan anggaran infrastruktur sebesar 7,8 persen terutama untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan meningkatkan permintaan semen.
Adanya potensi peningkatan permintaan semen domestik hingga 3 persen dan target pangsa pasar SMGR 48 persen diperkirakan dapat mendorong penjualan SMGR meningkat 4 persen di 2023. Selain itu, adanya integrasi dengan PT Semen Baturaja Tbk. (SMBR) akan memperluas pasar SMGR di Sumatera bagian selatan.
“Kami memproyeksikan volume penjualan semen SMGR naik 4 persen tahun ini. Integrasi SMBR akan semakin membuka penetrasi SMGR di wilayah Sumatera bagian selatan,” ujar Michael dalam riset dikutip Rabu (22/3/2023).
Adapun menilik laporan keuangan per 31 Desember 2022, SMGR mencatatkan beberapa beban yang turun signifikan sehingga terjadi peningkatan laba meski terjadi penurunan pendapatan.
Beberapa diantaranya adalah beban penjualan yang turun 10,39 persen menjadi 2,94 triliun, beban keuangan turun 21,04 persen menjadi Rp1,42 triliun, dan beban pajak penghasilan turun 43,69 persen menjadi Rp799,75 miliar.
Turunnya beban penjualan juga tak lepas dari menurunnya ongkos angkut dan bongkar dari SMGR. Tercatat ongkos angkut dan bongkar menurun 8,15 persen dari Rp2,37 triliun menjadi Rp2,18 triliun.
Dia mengatakan adanya penurunan kegiatan ongkos tercapai berkat adanya strategi rerouting yang diterapkan untuk memperpendek jarak antara pabrik dengan distributor. SMGR memilih lokasi pabrik terdekat untuk melakukan distribusi demi mendapatkan kegiatan efisiensi.
Selain itu, SMGR juga memiliki cargo consolidator sehingga dapat meningkatkan utilisasi armada yang ada. Hal ini dilakukan dengan mencari pemanfaatan komoditas selain semen.
“Kita juga sudah melakukan perubahan bisnis model di kegiatan pengangkutan nanti kita lihat hasilnya di 2023,” tuturnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn